بسم
ال الرحمن الرحيم
Pendahuluan :
Segala puji bagi Allah, Dzat yang Maha Rahman dan Rahim, yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada Rosulullah Muhammad
shollallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, para shahabat dan
orang-orang yang setia mengikuti sunnah
beliau hingga akhir hayatnya.
Wa ba’du
Ikhwah fillah ………………….
Sesungguhnya akhir hidup yang paling indah adalah mati dengan
menyandang syahadah dari Allah. Mati berkalang tanah, bersimbah darah dalam
medan perang karena memulikan Allah, Rosul-Nya, Dien dan orang-orang yang beriman. Dan
kematian yang paling jelek adalah kematian di atas pembaringan karena tidak
berjihad, sebagaimana layaknya kematian seekor unta di dalam kandangnya. Singa-singa itu telah keluar dari kandangnya berjalan menuju medan
perang menerkam mangsanya. Para peminang bidadari itu telah terbang menuju
medan jihad menerjang badai menahan arus memerangi orang-orang kafir demi
mendapat syahadah.
Biarlah badan berlumur darah, berkalang tanah. Atau badan hancur
luluh-lantak tulang-belulangnya karena berperang menyambut seruan dari Rob yang
Maha Perkasa.
Ikhwah fillah ……………
Buku ini menyajikan kisah-kisah para syuhada peminang bidadari,
yang telah mendahului kita mendapat rahmat-Nya, terbang di Jannah di dalam
rongga burung hijau, telah merasakan nikmatnya Jannah dan telah bermesraan dengan
kekasihnya Lu’bah dan ‘Ainul Mardhiyah.
Bila kita ingin menelusuri dan meniti jejaknya maka renungi
perjalanan mereka, susuri jalan yang mereka tapaki dan sambutlah seruan mereka. Gelora
jihad membakar dada mereka, cita-cita mati syahid membuai pemikiran mereka.
Kejarlah kematian pasti kau dapatkan kehidupan. Mari menuju Jannah yang luasnya seluas
langit dan bumi.
Buku ini kami terjemahkan dari kitab yang berjudul “MIN QOSHOSHI ASSYUHADAI AL ‘AROBI “, yang kami akses dari situs Internet WWW: saaid.net1
Sebelumnya kami minta maaf jika di dalamnya terdapat kesalahan
ketik, terlebih penyebutan nama daerah, karena kami tidak memahami nAma daerah
tersebut dan juga karena kami belum pernah pergi ke daerah tersebut. Oleh karena itu
kami harap maklum adanya dan jika para ikhwah dapat mengoreksi nama-nama daerah
tersebut dan membenarkannya kami sangat senang sekali. Kami ucapkan jazakumullah
khoirol jaza’ atas perhatian dan dukungannya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita termasuk orangorang yang mendapat rahmat-Nya. Amien
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita termasuk orangorang yang mendapat rahmat-Nya. Amien
Ini semua tiada lain hanya mencari ridho dari-Nya agar kita dikumpulkan dengan mereka di dalam Jannah kelak. Amien …..
I. ABU ABDULLAH AS
SYARQY ( MUSY’IL AL QOHTHONY )
Beliau seorang yang hafal Al Qur’an Al Karim, dan beliau adalah salah satu mahasiswa di Kuliyah Sar’iyyah di Ahsa’ dan termasuk orang yang mempunyai ilmu syar’ie. Akhlaqnya yang mulia sungguh menakjubkan,
sifatnya mulia, ketenangan jiwanya yang mengherankan, dan kewibawaan
yang Allah berikan kepadanya. Jikalau engkau melihatnya maka engkau akan
melihat pancaran cahaya ketaatan keluar dari wajahnya. Beliau termasuk orang
yang ikut serta teman-temannya berjihad di Afgahanistan memerangi Rusia dan
Komunis. Beliau berjihad bersama kakaknya, dan kakaknya telah terbunuh
disana sebagai syuhada’. Setelah terbunuhnya sang kakak, beliau pulang
kembali ke orang tuanya dikota Al Jabil di daerah timur dan beliau
melanjutkan kuliah di Universitasnya sampai ibunya wafat – semoga Allah merahmatinya -.
Dahulu beliau sering merayu ibunya untuk
diijinkan berangkat ke Bosnia, akan tetapi ibunya tidak mengijinkannya.
Kemudian beliau meminang seorang perempuan dari keluarga baik-baik, beliau
memberikan tenggang waktu untuk melaksanakan akan nikah, akan tetapi Allah
menolak rencana itu dan menikahkan beliau dengan Hurun ‘Iin.
Ketika beliau berada pada semester akhir di
Universitasnya, beliau sudah tidak sabar lagi ketinggalan jihad dan beliau
mengikuti berita-berita para mujahidin disana. Lalu beliau mengemasi
kopernya bertepatan masuknya bulan Romadhon yang mubarok pada tahun 1415 H. dan
beliau ingin menghabiskan bulan yang mulia ini di sana – Bosnia -. Kemudian beliau bertemu dengan
salah seorang teman yang menemani beliau ke Ibu
Kota Kroasia yaitu Kota Zaghrob. Ketika beliau menginap di sebuah Hotel selama
tiga hari, selama menginap disana ada kejadian yang luar biasa yang beliau
alami, yaitu bertemu perempuan yang
cantik.
Akhirnya beliau memutuskan tinggal di Hotel selama tiga hari bersama temannya. Ternyata disana ada seorang perempuan yang bekerja di Hotel itu. Perempuan tersebut mengagumi kepribadiannya, yaitu ketika ia melihat jenggot beliau yang lebat dan parasnya yang tampan, maka perempuan itu mulai merayu dan menggodanya. Akan tetapi Allah menjaganya dari perbuatan keji perempuan tersebut hingga berlalu selama tiga hari. Kemudian perempuan tersebut datang untuk memamerkan dirinya di ruang tunggu. Perempuan itu berkata kepada lelaki -saudara- tersebut : “ Jikalau aku menginginkanmu sungguh aku akan menggodamu seperti aku telah menggoda sepuluh lelaki lain sepertimu “. Akan tetapi lelaki tersebut pergi dan berlalu begitu saja meninggalkan perempuan itu.
Dan melajulah ia dengan mengendarai pesawat terbang menuju Bandara Seblit. Sesampainya di Bandara beliau menyewa Bus untuk masuk ke Bosnia, maka Allah pun memudahkan jalan masuk baginya sampai bumi yang diidamidamkannya selama ini untuk dimasuki, dan itu bertepatan dengan ketentuan yang Allah tetapkan pada ajalnya pula ( “ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati “. QS. Luqman : 34). Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau ketika masuk ke Bosnia, hampir-hampir beliau tidak dapat menceritakannya – karena sangat gembira –, apakah benar beliau telah masuk bumi jihad ? apakah benar bahwa beliau akan memerangi musuh-musuh Allah, Serbia ? apakah benar beliau akan dapat ribath ? dan …. Dan ….., ya ! semua itu benar.
Beliau pergi ke daerah Turofnik dan bergabung
dengan para mujahidin di sana. Tempat mujahidin berada di dalam sebuah
rumah yang sederhana yang terletak di sebuah desa kecil, di desa itu
terdapat beberapa Masjid dan desa tersebut berdekatan dengan Serbia. Beliau memulai kegiatannya seperti halnya
hujan, yaitu beliau mengajar
anak-anak surat Al Fatihah dan sholat. Beliau
juga mengajar yang dewasa. Demikianlah kegiatan beliau jika sedang
berada di desa, hingga penduduk desa mencintai beliau. Bahasa tidak menghalangi
beliau – untuk berdakwah – cukup dengan niat yang jujur mengajar mereka dengan
bahasa isyarat. Dan jika beliau berada di Front maka beliau banyak bergaul
dengan orang-orang Bosnia untuk berdakwah kepada Allah dan menyampaikan
risalah-Nya kepada mereka sesuai kemampuan yang beliau miliki.
Beliau melakukan kegiatan seperti itu terus-menerus sampai akhir bulan Romadhon yang mubarok, hingga datanglah orang yang memanggil “Wahai pasukan Allah majulah". Hingga datang amaliah di Gunung Falasyij As Syahiroh, yaitu di puncak Gunung yang amat tinggi dan strategis yang dikuasai oleh Serbia. Dan berkali-kali mereka menyerang kaum muslimin dengan menggunakan Mortar dari atas puncak Gunung. Maka para mujahidin pun mengadakan persiapan untuk menghadapi peperangan yang sangat menentukan itu. Para mujahidin menggunakan strategi memasuki daerah Serbia dengan mengambil jarak tiga kilo meter sebagaimana yang diceritakan oleh orang yang mengikuti peperangan pada saat itu. Dari sana mujahidin dapat memutuskan bantuan untuk tentara Serbia dan mujahidin dapat menyerbu pasukan gunung dengan keseluruhan..
Dua hari sebelum amaliah, Abu Abdullah
bercerita pada salah seorang teman. Beliau berkata kepada temannya : “ Aku bermimpi bahwa aku dapat membunuh dua orang Serbia lalu meluncurlah dua peluru
kepadaku di sini hingga aku terbunuh “. Maka temanya tersebut
memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan syahadah
secara nyata. Dia mengucapkan Allahul Musta’an kami bukan orang yang layak mendapatkan syahadah. Dan dia menyuruhnya untuk
merahasiakan mimpinya itu.
Singa-singa Allah bergerak menuju medan
tempur dan merayap hingga tiba waktu fajar. Mereka mendaki Gunung hingga
mendekati terbitnya fajar. Dan para mujahidin sama merasakan keletihan berjalan
dan tidak dapat memulai perang. Maka komandan memerintahkan kepada semua
mujahidin berbuka puasa, maka berbukalah para mujahidin karena takut atas
musuh mereka jika mereka tidak berbuka.
Mulailah peperangan yang dahsyat dan hebat
itu bersamaan terbitnya fajar, dan saudara kita ini pun bertekad bertempur
untuk membunuh musuh di medan perang. Majulah ia bersama dua mujahidin,
lalu keluarlah sekelompok tentara Serbia yang ketakutan dan mereka saling
berhadap-hadapan. Maka Abu Abdullah menghadapkan senapan mesinnya – LMG –
kepada mereka hingga beliau dapat membunuh dua orang dari mereka, dan
meluncurlah dua serangan tepat di leher beliau dan terbuktilah mimpi beliau. Dan
berjatuhanlah dua temannya yang terluka oleh serangan Serbia, dan para
mujahidin lainnya berada di belakang mereka pada jarak beberapa meter saja, akan
tetapi mereka tidak dapat menyelamatkan orang-orang yang terluka karena
tempat mereka dekat dengan Serbia, maka Serbia pun hendak mengambil
mereka untuk dijadikan tawanan, lalu salah seorang teman yang terluka berdo’a kepada Allah “ Ya Allah….. Ya
Allah….. Ya Allah ….. beberapa detik kemudian turunlah kabut
yang sangat tebal hingga para mujahidin bisa mendekat kepada
teman-teman tersebut dan menyelamatkan mereka. Dan Serbia pun kabur
lari terbirit-birit ketakutan.
Para mujahidin mendapatkan saudara kita Abu
Abdullah As Syarqi telah meninggal dalam keadaan shoum tidak berbuka,
dan tampaklah di wajahnya senyumnya yang menakjubkan, sungguh ini
adalah tanda-tanda -kesyahidannya-. Kemudian ketika teman-temannya membawa
turun jasad beliau ke Desa dan mereka menggalikan lubang kuburnya, maka
keluarlah dari tubuhnya aroma wangi Misk yang disaksikan semua orang yang
menghadiri pemakamannya. Sungguh ! Allah telah mengsihi Abu Abdullah
As Syarqi, seorang hafidz (hafal) Al Qur’an,
orang yang bertaqwa, waro’ dan tawadhu’. Semoga Allah memperbanyak jumlah contoh dari para
mujahidin yang sholih pada ummat Islam.
II. ABDUL HADI
AT-TUNISY
Beliau termasuk dari para lelaki yang taat… beliau adalah Abdul Hadi At Tunisy. Allah memberikan kekuatan badan
kepadanya, akal yang cerdas, hati yang bersih. Selalu menampakkan senyum sepanjang
hidupnya, dan beliau seorang pemberani yang tidak dapat digambarkan
keberaniannya.
Beliau termasuk orang yang pertama-tama
datang ke Afghanistan bersama teman-teman arab lainnya. Pada saat itu
orang-orang arab sedang membuka leber-lebar bantuannya.
Beliau adalah seorang bisnismen dan saudagar
di Tunis dan Eropa. Dan beliau lihai dalam hal ulah-kanuragan
(beladiri). Beliau menguasai karate dan telah menyandang sabuk hitam yang menunjukkan
kekekaran tubuh beliau. Allah memuliakan beliau dengan masuk ke bumi
jihad dan berserikat dengan para ikhwah mujahidin Afghan di dalam
jihad. Dan Allah memuliakan beliau dengan mengikuti banyak amaliyat,
hingga Allah berkehendak kepadanya menjadikan beliau tawanan perang -musuh- Orang-orang Rusia menangkap beliau dan
menjebloskannya ke dalam Penjara pusat di Kabul. Penjara inilah yang
menampung tawanan mujahidin arab ketika terjadi aliansi utara. Semoga Allah
membebaskan mereka. Amien …..amien …..
Sebenarnya beliau adalah orang arab yang tertawan paling dulu di Afghanistan. Beliau selalu di pukuli dan disiksa dengan siksaan yang berat hingga mereka lelah di dalam menyiksa. Hingga pada akhirnya mereka memaksa beliau ditayangkan di siaran Televisi Afghan dan –beliau dipaksa– berbicara di depan manusia bahwasanya beliau datang ke Afghanistan dalam rangka membantu Amerika untuk menguasai Afghanistan… dan … dan … dan … - dipaksa untuk - berbicara yang dapat menyakiti pendengaran mujahidin. Maka beliaupun menolak paksaan itu hingga beliau disiksa, bahkan mereka mengkoyak-koyak tubuh beliau. Akan tetapi beliau – tetap tegar - bagaikan Gunung yang kokoh, seperti kokohnya Gunung Torabora yang diguncang dengan Bom tapi ia tetap kokoh tidak terkoyak. Disana ada seorang ikhwah arab yang ditawan, lalu mereka mengeluarkannya setelah dipaksa untuk tampil di tayangan Televisi untuk mengucapkan apa yang mereka kehendaki. Kabar – tentang kekokohan Abdul Hadi – sampai ke telinga pegawai penjara hingga menjadi berita utama di penjara. Datanglah salah satu perwira Rusia yang disebut-sebut sebagai pembesar dan orang yang mulia dan ia berhenti di depan sel teman kita ini – Abdul Hadi -. Perwira itu berkata: “Keluarkan orang arab ini kepadaku agar ia mendapat pelajaran yang tidak dapat ia lupakan, dan akan aku didik – siksa – dia“.
Benar …
mereka mengeluarkan singa Abdul Hadi dan berhenti tepat di depan perwira itu. Perwira itu melihatnya
dengan pandangan mengejek lalu memukulnya dengan pukulan yang kuat. Dia berkata:
“Dimana Robmu yang engkau sembah? Suruh dia turun menolongmu!“ Mendengar ejekan itu berkobarlah amarah singa Abdul Hadi, beliau
marah karana Allah ‘Azza wa Jalla, lalu beliau mengumpulkan sisa-sisa
kekuatannya yang telah pudar dan beliau bergerak dengan gesit mengarah perwira itu
dan langsung memukulnya. Hingga beliau dan perwira itu sama-sama jatuh
pinsan. Begitulah beliau dalam kondisi lapang dan sempit. Beliau marah karena Allah
dan menolong Dien-Nya. Sampai Allah memudahkan urusannya dan mengeluarkan
beliau dari tahanan setelah berlalu lima tahun ia jalani di dalam penjara
Rusia komunis.
Ketika engkau saksikan tubuhnya maka perasaan ini akan menjadi semangat….. engkau saksikan tulang iga dadanya semuanya remuk bekas pukulan, kedua tangan dan kakinya patah. Sungguh siksaan macam apakah yang telah beliau alami !!! dan derita apakah yang beliau rasakan !!! Syekh Syyaf membawa beliau ke negeri eropa untuk berobat, hingga Allah memberikan kesembuhan beliau setelah berobat selama satu tahun penuh. Kemudian beliau kembali lagi ke Afghanistan, dan beliau mendengar ada amaliyat besar-besaran di Jalalabad. Lalu beliau menyiapkan diri dan masuk bersama mujahidin ke medan perang dan terbuktilah kepahlawanan dan pengorbanan beliau.
Beliau masuk ke dalam bersama dengan salah
seorang ikhwah dari Saudi – saya lupa kunyahnya -, dan beliau menjadi
fotografer majalah Bunyanul Marshus. Orang-orang Afghan melakukan Wideroll -mundur-…..
dan orang-orang Komunis dapat menduduki daerah tersebut dan
mengepung kedua ikhwan kita ini, lalu keduanya dibunuh oleh orang komunis
sebagai pahlawan. Hingga keduanya terbunuh –
semoga Allah merahmati keduanya – dan
diterima-Nya masuk ke dalam Jannah-Nya. Allah telah mmberikan rahmatnya kepada Abdul
Hadi At Tunisi dan menerima amalnya selama lima tahun mendekam
di dalam penjara Rusia. Allah telah melimpahkan rahmatnya kepada
seorang arab yang paling dahulu di penjara di Afghanistan…..
Allah telah melimpahkan rahmatnya kepada
semua syuhada’ dan menerima
semua amalan mereka yang telah lalu …..
III. ABU BAKAR AT
TURKI
Kami ingin meceritakan kisah beliau disini
itu setelah kamu mendengar kabar terbunuhnya beliau –semoga Allah merahmatinya – bersama Abu Ja’far Al Yamani –
semoga Allah menerima keduanya -. Dan bumi pertama yang mereka berjihad adalah bumi Bosnia…..Ketika engkau layangkan pandanganmu kepada
sosok lelaki ini maka engkau akan merasa senang dan simpati
kepadanya. Jiwanya adalah jiwa tentara. Aku melihat lelaki ini pertama kalinya pada
awal tahun 1414 H. di garis belakang sedang berkumpul bersama mujahidin di front
Syarisya. Di front itulah terbunuh seorang singa Allah Abu Tsabit Al Mishri – bukan Abu Tsabit Al Muhajir Al Mishri -. Ketika itu aku berjumpa beliau dan
beliau tidak bisa berbahasa arab sedikitpun ?? akan tetapi aku melihat di
wajahnya pancaran semangat untuk menolong saudara-saudaranya Bosnia. Beliau
berada di front itu atas kepemimpinan Al Gonaim. Beliau belajar
disana, tadrib disana dan makan disana.
Beliau mengirimkan makanan ke garis depan kepada mujahidin. Melihat beliau ketika berada di front itu menimbulkan kesenangan dua hal. Yang pertama bahwa makanan telah beliau sajikan dan yang kedua dapat melihat wajah beliau yang memancarkan ketaatan – dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah -. Berlalulah hari-hari dan mulailah peperangan-peperangan di tahun 1415 H. beliau menyergap dan berkeliling di depan musuh-musuh Allah Serbia dengan menampakkan sikap kasar dan pembunuh. Sampai datanglah hari yang menyedihkan yang menyebarkan kabar tentang pemberhentian peperangan di Bosnia, dan telah terjadi rundingan sepakat antara pentolan Serbia, Kroasia dan orang Islam untuk menghentikan perang karena ketetapan DAITON !!!!!?????.
Aku melihat roman mukanya begitu sedih, dan pertanyaan melintas berkalikali difikirannya apakah yang ia dengar ini benar ? ya … ya …. Apakah jihad telah selesai ……………..? Demi Allah sungguh seluruh yang dia miliki telah sirna, bahkan harta dan keluarganya telah hilang. Maka akupun memberikan hadiah untuk menghibur beliau dan aku beri kabar gembira kepada beliau bahwa disana masih ada front peperangan, yaitu front peperangan yang ada di Chechnya. Maka meledaklah kegembiraannya dan kembalilah beliau bisa tersenyum. Wajahnya tampak cerah lagi tampan….. Allahu Akbar ….. Allahu Akbar ….. – kata beliau - aku akan pergi ke sana dan bergabung dengan teman-temanku orang-orang Chechnya dalam berjihad. Dan aku cari karomah Allah dengan mendapat syahadah di jalan-Nya. Akan tetapi beliau terikat dengan sebagian urusan di Bosnia. Lalu beliau mendahulukan pergi ke Chechnya. Maka beliau keluar lagi dari Chechnya dan masuk ke Bosnia kedua kalinya. – Kata beliau – aku tak bisa pulang ke Qitr, dan itu karena kecintan beliau yang mendalam kepada teman-teman mujahidin. Beliau begitu terkesan dengan mereka dan senang melihat wajah-wajah mereka dan beliau menceritakan kepada mereka tentang saudara-saudara mereka di Chechnya.
Ketika beliau melihat aku maka beliaupun gembira lalu memeluk aku dengan pelukan hangat dan air matanya bercucuran dan beliau berkata kepadaku : “ Aku bertanya kepadamu demi Allah apakah masih ada jalan untuk masuk ke Chechnya ? “. Aku katakan kepadanya : “ Ya. Masih ada jalan “. Beliau berkata:
“ Utuslah aku “. Akupun memeluk beliau dengan pelukan hangat,
pelukan perpisahan yang terakhir kalinya. Akupun
pulang ke Qitr dan beliau melanjutkan pergi ke Chechnya. Beliau dapat masuk ke Chechnya, akan tetapi
??? perang telah usai!!! Beliau tinggal disana setelah perang selesai. Beliau
mengajar dan membantu saudara-saudaranya Bosnia. Dan sungguh beliau sangat merindukan
untuk bertemu dengan Hurun ‘Ien – bidadari – dan
beliau selalu mengatakan “ Ya
andaikan ……Andaikan …Allahu Akbar…bagaimana rasanya
bertemu dengan Hurun‘Ien ….. bagaimana rasanya masuk Jannah …“.
Setelah berlalu satu tahun beliau keluar
menuju negerinya Turki, maka beliau menghubungi salah satu teman mujahidin
dan mengatakan sambil menangis : “
Apa yang menjadikanku keluar dari Chechnya ? Demi Allah ! Sesungguhnya hidup ini tidak berarti setelah usainya
jihad dan ribat dan….. dan….. dan … dan ….. “. Maka beliau kembali lagi
kedua kalinya ke Checnya dan tinggal disana hingga datanglah perang yang
kedua.
Pada akhir hari-harinya beliau selalu bersama komandan yang mulia yaitu Abu Ja’far Al Yamani – semoga Allah merahmatinya dan menerima amalnya -. Ketika keduanya sedang merancang untuk memasang ranjau maka pada saat itu juga meledaklah ranjau itu, maka kedua singa itu pun menemui syahadahnya.
Semoga Allah menerima keduanya di dalam
bilangan para syuhada dan menampatkan mereka di Jannah. Semoga Allah merahmati perjalanan yang mulia
itu dan merahmati wajah yang bercahaya itu ………..
IV. ABU DUJANAH AS SYARQI ( FAHD AL QOHTONY )
Dalam memulai pembicaraan kisah seorang
mujahid yang telah syahid insya Allah, terlebih dahulu kami sampaikan hadits
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
إِ نََّ أَحَدَكُ مَْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
النَّارِ حَتىَّ ليََبْ قََى بَيْنَ هَُ وَبَيْنهََا إِل ذِرَاعٌ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنهَِّ فَيسَْبِقَ عَلَيهِْ الْكِتَابُ فَيَمُوتُ ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّهَ
“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian ada yang
beramal dengan amalan penghuni neraka hingga jarak antara dirinya dan
neraka itu tinggal satu hasta, kemudian ia beramal dengan amalan penghuni Jannah,
lalu Al Kitab (catatan taqdir) telah menetapkannya, kemudian ia mati lalu
ia masuk ke dalam Jannah“.
Ikhwan kita Abu Dujanah adalah seorang sopir
Truk di daerah timur, sementara di daerah timur inilah
kejahiliyahannya begitu besar. Suatu hari ketika ia sedang pergi ke Bahroin
untuk mengantar paket, dia seperti orang gila – sedang mabuk -, hingga akhirnya Truk yang
dikendarainya oleng dan terplanting di atas jembatan
Bahroin. Akan tetapi Allah menyelamatkan dia dengan mobilnya yang tersangkut di
jembatan hingga ia tidak terjatuh ke laut, dan ketika itu dia pingsan atas taqdir Allah. Pada tahun 1413 H. atau pada awal tahun 1414
H. ada dua orang yang hendak pergi ke Bosnia melalui jalan Bahroin.
Ketika keduanya sedang melalui Jembatan keduanya melihat Truk yang bagi
mereka sudah tidak asing lagi, lalu mereka berhenti dan turun menuju Truk
tersebut, keduanya mendapatkan seorang di dalam Truk tersebut yang ternyata ia
adalah tetangga salah satu dari dua orang tersebut yaitu Abu Dujanah-, kemudian orang
tersebut dikeluarkan dari dalam Truk, kemudian keduanya melanjutkan
perjalanannya menuju timur. Ketika keduanya selesai mandi dan wudhu maka
keduanya sholat. Kemudian keduanya memberi nasehat kepada
seorang – yang diselamatkan dari dalam Truk tersebut -. Kedua saudara itu
berkata kepada orang tersebut : “Jikalau engkau mati pada saat kecelakaan itu sungguh
kamu mati dalam ma’siyat bahkan lebih besar lagi, oleh karena itu pujilah
Allah yang telah menyelamatkan kamu dari kematian itu, karena Allah tidak mengakhiri
hidupmu dalam kemaksiyatan “. Nasehat kedua saudara ini masuk ke dalam hati
lelaki tersebut. Kemudian kedua saudara ini melanjutkan
perjalanannya. Lalu lelaki itu – Abu Dujanah –
menginstropeksi diri dan meninggalkan teman-temannya yang rusak. Ketika ada teman yang melihatnya di sebuh
terminal Truk, mereka pergi menemuinya dan didapati dia sedang sendirian
dengan memegang Mushaf dan sedang membacanya. Teman-temannya tidak
percaya melihat pemandangan tersebut dan mereka mengira bahwa dia hanya
pura-pura karena takut dari – incaran –
pemerintah. Setelah berlalu beberapa bulan, pulanglah
kedua shahabatnya yang habis pergi dari daerah timur. Kamudian ia pergi ke
rumah salah satu dari keduanya, lalu ia ketuk pintunya dan mengucapkan salam
dengan suara keras.
Saudara yang di dalam rumah tidak
mengenalinya. – karena – jenggotnya telah tumbuh lebat, pakaiannya diatas mata
kaki dan terpancarlah cahaya dari mukanya, kemudian ia mengenalkan dirinya – bahwa dia adalah Abu Dujanah -. Bergembiralah hati saudara ini, tidak ada
kebahagiaan selain pemandangan yang bagus ini, kemudian ia dipersilahkan masuk.
Dia bertanya tentang persoalan jihad dan kondisi Bosnia dan keutamaan Syuhada dan
para mujahidin dan ribath dan….. dan…..
dan ….. Setelah mendengar jawaban yang ditanyakan
lalu ia berkata : “ Kalau begitu jalan yang paling dekat menuju Jannah adalah
Jihad fie sabilillah. Sekarang umurku sudah 36 tahun dan dipenuhi dosa dan
ma’siyat. Aku meminta kepadamu demi Allah akan menemanimu berjihad !
Saudara tersebut berkata kepadanya : “ Sekarang Bosnia sedang dikepung dari segala penjuru dan tidak mudah untuk masuk kesana, padahal saudarasaudara kita disana sedang menanti ada orang yang bisa membuka jalan masuk. Adapun kalau ditempuh dari Kroasia dan Slevonia kedua negara ini penuh kema’siyatan, khomer, wanita jalang, dan penuh fitnah yang seseorang tidak mampu menahannya “.
Abu Dujanah berkata : “ Aku akan pergi walaupun aku harus menunggu selama satu tahun “. Dan dia berusaha memuaskan saudaranya itu. Dan betul ternyata Abu Dujanah pergi ke Kroasia dan tinggal di sebuah kota dekat pantai di Eropa yang penuh dengan fitnah dan gemerlapnya dunia, sementara Abu Dujanah adalah seorang yang baru saja sadar dari kema’siyatan. Ia telah sampai di kota itu yang merupakan perbatasan dengan Bosnia Herzegovina. Ia tinggal di sebuah rumah yang kecil bersama seorang teman yang datang dari Turki sekitar enam bulan lamanya demi mencari jalan masuk ke Bosnia. Seluruh waktunya ia pergunakan sholat dan ibadah dan mempelajari urusan-urusan Dien kepada seorang teman Da’I disana, hingga pada akhirnya ia mendapatkan kabar gembira dibukanya jalan menuju Bosnia. Lalu pergilah ia ke Bosnia dan masuk ke sana yang selama ini ia impikan dan nantikan untuk bisa masuk bergabung dengan para mujahidin. Lalu bergabunglah ia dengan sebuah pasukan mujahidin di daerah Zintisia dan ia tadrib (diklat) disana dan menyusun kekuatan. Disana ada ma’rokah (medan perang) yang dekat dengan daerah Syirisya, lalu beliau masuk ke daerah itu dan daerah itu adalah petama kalinya ma’rokah (medan peperangan) yang ia ikuti dalam perjalanan jihadnya, dan Allah memenangkan mujahidin dalam amaliah – oprasi - tersebut. Dan para mujahidin membuat khondaq (parit) di front tersebut dan mendapatkan kemulian ribat (berjaga) fie sabilillah.
Setelah berlalu dua bulan dari amaliah tersebut terjadilah amaliah yang lebih kuat dan besar dari sebelumnya, yaitu amaliah Visico Qolava yang masih di satu kawasan tersebut. Beliau ikut serta dalam amaliah tersebut dan amaliah tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau yang tidak dapat beliau gambarkan.
Beliau adalah seorang pemberani yang tidak
mengenal rasa takut, ia selalu berbuat itsar (mementingkan keperluan orang
lain) dan mengasihinya, dan orang sama heran bila berteman dengan beliau. Setelah amaliah tersebut tepatnya pada tahun
1414 H. beliau pergi bergabung dengan Jam’iyah Ihya’ut
Turots Al Islami Al Kuwaity dan bekerja bersama mereka di kota Turovinik dan tinggal
disana selama beberapa saat, dan belaiu pun menikah di Bosnia dengan orang
asli Dagestan. Beliau sangat keras dalam menindak
kemungkaran di kota tersebut hingga beliau ditakuti oleh orang-orang fasiq di
daerah itu. Bahkan sampai ke kawasan Karwat di daerah Fitiza. Dan tidak ada
seorangpun dari orang-orang fasiq yang berani melewati daerah yang ditempati Abu
Dujanah. Sepanjang malam dan siang ia gunakan untuk
berkhidmat kepada masyarakat Bosnia, khususnya menangani orang
dewasa dan anak-anak hingga orang-orang yang berada di kota tersebut
sangat cinta kepada ketawadhuan beliau dan ruhiyah beliau yang mulia. Beliau mampu
menguasai bahasa Bosnia dengan sangat baik, oleh karena itu beliau dapat
bergabung dan pergi bersama mujahidin di Turovinika dan beliau habiskan urusannya
disana dan beribath bersama mereka. Teman-temannya menyampaikan habar kepadanya
bahwa dalam waktu dekat ini mau ada amaliah, maka beliau pun
bersiap-siap.
Disetiap amaliah (medan perang) beliau selalu kembali pada pertengahan jalan karena tidak dapat melanjutkan perjalanan karena beliau mengalami sakit hinga pada akhir amaliah selesai. Sehingga pada saat terjadi amaliah Falasyij yang kedua di waktu malam Arofah pada tahun 1415 H. beliau berangkat besama seoarang teman dengan berjalan kaki menuju musuh dan pada saat ini beliau tidak seperti biasanya ! beliau kelihatan tenang dan banyak menoleh kesana-kesini seakan-akan beliau melihat sesuatu. Waktu amaliah dilakukan pada pukul 12.00 malam dan dimulailah pertempuran. beliau maju dengan membawa senjata RPG dan menghadang pasukan Serbia. Beliau bersama seorang teman yang bernama Musthofa Al Busnawy (orang Bosnia) hingga mendekat ke parit + sejarak 10 meter, dan beliau bersiap-siap menyerang Serbia, akan tetapi timah panas telah menembus leher beliau terlebih dahulu hingga beliau jatuh sebagai syuhada. Dan keluarlah dari mulut beliau seperti cahaya. Akh Musthofa memeriksa tempat terbunuhnya beliau – untuk meletakkan jasad beliau – lalu ia pergi dan meninggalkan beliau dikarenakan dahsyatnya serangan musuh, dan para mujahidin pun widerawl (mundur). Dan akh Mustofa hampir-hampir tak mampu berjalan karena menangisi saudaranya “ Abu Dujanah“. Ketika para mujahidin lainnya mendengar kejadian tersebut, maka
komandan pasukan memerintahkan untuk
meyakinkan keberadaan tempat terbunuhnya Abu Dujanah. Lalu komandan
mengutus dua orang singa Allah untuk mengambil mayat Abu Dujanah. Ternyata benar
Abu Dujanah telah terbunuh, akan tetapi mayat tersebut telah diserang
oleh pasukan Serbia dan mayat tersebut disimpan oleh pasukan Serbia selama lebih
dari dua bulan. Kemudian Palang Merah menghubungi tentara
Bosnia yang menghabarkan akan permintaan Serbia untuk menukar mayat.
Dan ternyata diantara mayat-mayat itu ada mayat seorang arab. Lalu tentara
Bosnia menghabarkan kepada mujahidin – bahwa diantara mayat tersebut adalah seorang
arab -, lalu pergilah komandan dan diikuti oleh beberapa mujahidin.
Komandan tersebut berkata : “ Kami
pergi ke tampat penyimpanan mayat dan kami dapatkan mayat-mayat yang baru saja terbunuh
kurang lebih baru satu hari. Bau mayat-mayat tersebut sangat busuk. Lalu aku
masuk dan berjalan diantara mayat-mayat hingga aku dapatkan peti mayat
yang tertutup. Lalu peti itu aku angkat dengan seorang teman dan kami
keluarkan mayat tersebut. Ternyata mayat tersebut dibungkus dengan jaitan
nilon. Tentara memberi tahu kami bahwasanya mayat-mayat ini diantaranya ada mayat
seorang arab yang tidak disimpan di dalam Almari Es untuk mayat, akan
tetapi dicampakkan di tanah lapang. Lalu kami dekati saudara kami itu –
mayat Abu Dujanah -. Lalu aku buka sendiri penutup itu dari arah kepala.
Perasaan khawatir menggelayut di kepalaku dan kepala temanku, bagaimana keadaan mayat
tersebut setelah dua bulan lebih ?, apakah telah dimakan ulat ? atau telah
berubah kondisinya ? atau… atau ….. atau ….. ? lalu aku mulai membuka tutup
itu, tangan dan tubuhku tiba-tiba gemetar, karena ternyata wajahnya seperti
bulan dan jenggotnya berwibawa yang memancarkan cahaya putih dan tubuhnya
….ternyata dia …..
dia…. Dan tidak ada perubahan sama sekali. Aromanya
seperti aroma pohon Inai. Allah menyaksikan kejadian tersebut kemudian
para ikhwah dan semua yang hadir pun menyaksikan hal tersebut.
Mayatnya telah berlalu dua bulan setengah
tapi tidak berubah sama sekali hingga aromanya pun tidak berubah. Allah telah mengasihi singa itu dan
memberikan kepadanya seorang putri ( bernama Nauroh ), dan memberinya kebaikan
dan hidayah. Sekarang ia berumur enam tahun dan tinggal bersama ibunya di
Bosnia di kota Tuzela.
Selamat tinggal wahai Abu Dujanah. Semoga
Allah memperbanyak bilangan orang-orang sholih dan mujahidin sepertimu.
V. ABU HAMMAM AS
SYAHRONI
Beliau seorang pemuda yang datang dari daerah
madinah, lima kilo di selatan Kerajaan Arab Saudi. Beliau tumbuh
diatas ketaatan kepada Allah. Sejak kecil beliau telah tekun mengikuti halaqoh
hafalan Al Qur’an al Karim. Beliau sangat tenang penampilannya, rendah diri,
lembut perangainya, bersih hatinya yang itu membedakan beliau dengan teman-teman
lainnya. Ketika terjadi tragedy Bosnia Herzegovia,
beliau pada saat itu baru berumur dua puluh tahun. Beliau selalu mengikuti
berita-berita tentang penderitaan yang dialami saudara-saudaranya – seiman -, dan beliau berkehendak mendatangi mereka dengan semampu beliau.
Pada suatu hari beliau duduk-duduk dengan seorang temannya membincangkan kesedihan mereka tentang tragedi yang terjdi di Bosnia dan keduanya ingin pergi bergabung dalam jihad di negeri itu. Benar ….. keduanya bertekad untuk berangkat, lalu kedunya mengikuti berita-berita bagaimana caranya bisa sampai ke negeri tersebut. Sampai mendapatkan jalan menuju kesana lalu kedunya pergi ke Kroasia melalui jalan dalam. Akan tetapi Kroasia menolak keduanya dan tidak mempersilahkan mereka masuk, maka keduanya pun kembali dengan perasaan sedih dan gundah gulana, matanya berlinang air mata. Kemudian mereka mencoba kedua kalinya untuk bisa masuk ke bumi Bosnia. Dengan izin Allah keduanya dapat masuk ke Bosnia pada akhir bulan Jumadil akhir pada tahun 1415 H. Sampailah teman ini di kantor mujahidin dan mereka – para mujahidin – adalah orang yang berakhlak mulia dan mendalam agamanya. Kedua teman itu pergi ke sebuah Kamp latihan – muasykar – dan keduanya tadrib disana. Setelah itu keduanya pergi ke Front. Setiap saat Abu Hammam rohimahullah bercita-cita untuk bisa mendapatkan syahadah dan beliau bersemangat menghafalkan Al Qur’an dan mengulangulangnya. Beliau selalu puasa dan sholat malam dan selalu ikut serta dalam ribat selama kurang lebih enam bulan lamanya sampai datanglah musim panas pada tahun 1415 H.
Pada musim itu terjadilah peperangan paling
besar yang terjadi di Bosnia yang banyak menewaskan para mujahidin dan
musuh-musuh Allah. Pada saat itu pula terjadi peperangan – yang berakhir – kemenangan yang gemilang. Pada saat itu Serbia menguasai puncak gunung dan
menguasai strategi perang dan perlindungan mereka pada saat itu sangat
kuat. – dengan begitu, hilanglah – semangat –
tentara Bosnia dalam melawan Serbia, karena sebelumnya sudah pernah dicoba. Setelah itu para komandan Bosnia berkumpul – dan bermusyawaroh – bahwa daerah itu tidak bisa ditaklukkan
kecuali dengan menggunakan senjata penerbangan yang tidak dimiliki tentara
Bosnia. Maka mereka meminta pasukan mujahidin untuk pergi menuju daerah tersebut
dan mencoba memenangkan peperangan tersebut. Benar …..
para singa mujahidin telah datang ke daerah –
perang – itu dan tinggal disana beribat selama kurang lebih
delapan bulan hingga datanglah hari peperangan.
Para mujahidin dibagi menjadi beberapa
kelompok dan setiap kelompok pasti terjadi kisah-kisah yang menarik dan
setiap kelompok pasti ada yang syahid. Abu Hammam rohimahullah berada dalam kelompok
yang dipimpin oleh Abu Sa’id Al
Falestini. Amaliyat itu dilakukan setelah fajar dan pada waktu itu masih gelap sekali. Salah seorang mujahidin
berkata : “ Kita tidak bisa menengarai parit yang digunakan berlindung oleh
Serbia “.
Mulai pecahlah peperangan dan kami melempar
mereka dengan granat maka terbunuhlah tantara Serbia. Akan tetapi parit
ini memang menghalangi kita karena digunakan berlindung oleh Serbia. Pada saat
itu masih ada seorang Serbia yang belum terbunuh, katika kami maju ke depan
tiba-tiba orang Serbia itu menyerang dan datang dari belakang parit maka
terbunuhlah Abu Ghorib Al Britoni rohimahullah, dan Serbia juga menyerang lima
mujahidin lainnya. Mereka mengira komandan –mujahidin –
hendak maju, akan tetapi dengan pertolongan Allah mereka merasa ketakutan dan kegoncangan
hingga ia tidak dapat membunuh kelima mujahidin itu. Dengan semampunya mujahidin pun membalas
membunuh mereka hingga Allah memberikan karomah dengan dapat
membunuh seorang dari Serbia. Majulah seorang ikhwah mujahidin dan
mendapati seorang Serbia yang terluka sedang bersembunyi lalu dia bunuh orang
Serbia itu.
Ada kisah yang menakjubkan, bahwa komandan Abu Sa’id Al Falestini menyerbu sendirian ke parit tempat Serbia, disitu ada dua orang, beliau menyerbu sambil bertakbir. Ketika beliau menyerbu kedua orang yang ada disitu, beliau berhadap-hadapan dengan keduanya. Beliau hendak menghabisi keduanya dengan
Kalasinkof akan tetapi tidak ada peluru yang
keluar satu pun. Kemudian singa Abu Said merobohkan orang Serbia itu dengan
memukulkan Kalasinkof ke wajahnya. Dan pada saat itu juga datanglah
seorang Serbia yang lain lalu menyerang Abu Said hingga melukai tangan
beliau. Dan pada saat itu juga datanglah seorang mujahid dari Yaman yang
menyerang orang Serbia itu dengan senjata Al Bika hingga selamatlah Abu Said
dengan pertolongan Allah. Kami maju setelah menuruni parit untuk
mendaki ke puncak dua gunung diantara tiga puncak. Pada waktu itu jumlah
mujahidin tinggal sedikit karena telah terbunuh dua orang dan banyak yang terluka.
Diantara mereka yang ada dalam pasukan itu harus ada seorang yang menjadi komandan, lalu kepemimpinan itu diserahkan kepada salah seorang ikhwah. Lalu turunlah ia bersama Abu Hammam rohimahullah menuju parit tempat persembunyian Serbia. Disana jumlah orang Serbia banyak sekali. Maka
komandan itu dan Abu Hammam mengelilingi
parit tersebut dan meluncurkan tembakan ke arah Serbia hingga kocar-kacirlah
orang Serbia dari parit. Setelah itu datanglah Abu Hammam dan meminta kepada
komandan untuk mengarahkan penglihatannya kepada para syuhada. Diantara
mereka yang syahid adalah Abu Abdullah As Syibani, Shofiyuddien Al Yamani
dan seorang yang asing – tidak dikenali -. Kemandan itu berkata : “ Jumlah kita sedikit sementara daerah ini membutuhkan penjagaan, maka kamu jangan pergi –
tetaplah disini – “.
Maka ia memasrahkan – urusan jaga – ini kepada Abu Hammam, dengan syarat beliau – komandan –
segera kembali lagi. Kemudian komandan itu pergi meninggalkan tempat itu dan melayangkan pandangan kepada
mereka lalu kembali lagi. Ketika beliau kembali, Abu Sulaiman Al
Hadhromi meminta komandan untuk melayangkan pandangannya dan kembali
lagi. Maka komandan itu menolak permintaannya hingga kembalilah seorang
ikhwah ke parit-parit penjagaan itu.
Pada saat itu jatuhlah serangan Roket di dekat ikhwah Hatib Almani hingga mengenai perutnya. Pada waktu yang sekejap meluncurlah serangan Roket yang lain jatuh diantara Abu Hammam dan Abu Sulaiman hingga keduanya terbunuh – semoga Allah merahmati keduanya – dan diterima sebagai syuhada’ di jalan-Nya. Abu Sulaiman adalah orang yang hafal Al Qur’an. Akhlak dan juga agamanya tidak jauh beda dengan saudaranya “ Abu Hammam “ semoga Allah merahmati keduanya.
V. ABU HISAN AL MAKI
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada kita, beliau bersabda :
أُو صَََِيْكُمْ بِالنَْ صََََارِخَيْرًا.....فَإِ
نََََّ النَّا سََيَزِيْدُونَ وَاْلنَْصَارُ ليََزِيْدُونَ..
“ Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik
kepada orang Anshor….. karena sesungguhnya manusia itu bisa bertambah
banyak dan orang-orang Anshor itu tidak bertambah – jumlahnya- “.
Beliau masih ada hubungan silsilah dengan orang-orang Anshor – semoga Allah meridhoi mereka dan saya pun ridho kepada mereka -. Beliau adalah cucu dari orang yang memberikan perlindungan , pertolongan, kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, dan mereka – orang Anshor – telah membela Rosulullah dengan darah mereka, anak-anak mereka dan harta benda mereka.
Beliau bertubuh kurus, akhlaknya baik, baik
dalam pergaulan, dan selalu dzikir kepada Allah. Beliau pergi berjihad ke Afghanistan ketika
berumur kurang dari dua puluh tahun, dan beliau bergabung dengan para
mujahidin di Tajikistan. Beliau beribat – jaga di front - dan bersabar disana. Setelah selesai menunaikan tugas di
Tajikistan beliau tidak mau ketinggalan bahkan beliau bergerak seperti singga yang
bergerak untuk menolong saudaranya di Bosnia Herzegovina. Maka sampailah beliau
ke Bosnia Herzegovina dan pergi ke Gunung Tuzela. Beliau ribat disana bersama
para ikhwah mujahidin. Disela-sela beliau ribat disana beliau
sempatkan untuk turun ke Masjid-Masjid desa bersama para mujahidin lainnya.
Beliau mengajar membaca dan manghafal Al Qur’an kepada anak-anak, dan mengajari sholat
yang sesuai dengan sunnah Nabi shollallallahu ‘alaihi wasallam dengan cara yang benar.
Beliau juga
mengajarkan aqidah yang benar, beliau dipilih
dan disukai – oleh murid-muridnya
- daripada mujahidin lainnya di dalam
methodhe mengajar.
Beliau adalah seorang pemberani, tubuhnya
atletik, hatinya lembut disaat
dzikir, wajahya berseri-seri, ruhnya
bersinar, ia selalu membantu temannya dan
beliau selalu memasuki kancah peperangan.
Beliau melawan dengan gagah berani
dengan selalu yakin akan janji Allah.
Telah usailah jihad di Bosnia Herzegovina,
beliau merasakan dadanya sesak
dan sakit serta merasakan kesedihan yang
mendalam – dikarenakan jihad telah
usai -. Karena bagaimana jihad ini telah usai
dan Allah belum memilihnya sebagai
syuhada’ …….????? Maka beliau pun mencela dirinya dan
menghina dirinya
sendiri –
mengapa dirinya tidak dipilih sebagai syuhada’ -. Lalu beliau
menginstropeksi diri. Maka beliau kembali
semangat lagi, beliau selalu berdo’a
dengan khusu’ kepada Allah agar beliau dipilih oleh Allah
di dalam kumpulan
orang-orang yang menjadi syuhada’ dan dipertemukan dengan segera bersama
mereka.
17
Benar …..
beliau telah mendengar dengan benar bahwa ada seruan jihad fie
sabilillah lagi dan itu berada di bumi
Atsyubiya, maka beliaupun terbang kesana
dengan perasaan gembira.
Beliau menyiapkan diri untuk pergi dengan
tanpa ragu. Ternyata benar …..
beliau pun akhirnya sampai juga ke sana
dengan selamat dan dapat berjumpa
dengan para mujahidin disana. Dan mereka
disana bertemu dengan para
mujahidin yang datang dari berbagai penjuru
bumi lainnya.
Kondisinya lagi sulit, mereka harus berjalan
dalam waktu yang lama dan
panjang – dalam
melakukan amaliyat -, - di tengah perjalanan mereka
menentukan tempat yang baik dan nyaman untuk
istirahat sejenak. Mereka
berbaring diatas punggung mereka dan
mengangkat kaki mereka di atas
pepohonan agar darahnya turun.
Pada saat itu – datanglah – pasukan nashrani yang menyerbu mereka dengan
serbuan yang dahsyat. Maka para mujahidin pun
bergabung, semuanya terdiri dari
mujahidin asli Atsyubi selain Abu Hisan dan
seorang ikhwah arab.
Ketika Abu Hisan dan seorang teman arab
sedang bergerak, pada saat itu
meluncurlah tembakan dari belakang beliau dan
tepat mengenai beliau. Maka
gugurlah beliau sebagai syuhada insya Allah.
Para mujahidin menghubungi klompoknya hingga
bergeraklah mereka.
Pada saat itu beliau bersama seorang ikhwah
arab baru masuk dua hari
lamanya di desa yang beliau singgahi, lalu
beliau pun berjumpa dengan salah satu
teman lainnya.
Desa yang berdekatan – mendengar habar kesyahidan beliau – hingga
mereka berkumpul semua. Maka pulanglah mereka
ke bumi Al Kamin untuk
mendapatkan saudara kita Abu Hisan pada hari
terbunuhnya beliau.
Jasadnya tidak berubah, baunya tidak berubah,
hingga wajahnya tetap
tampak berseri-seri…..
18
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
VI. ABU MARYAM AL
AFGHONI
Abu Maryam Al Afghoni ………… kedua orang tuanya telah hijrah ke
Almania dari Afghanistan, lalu tumbuhlah
beliau di negara yang suka bermewahmewah
……… yang penuh dengan kema’siyatan dan fitnah ………. Akan tetapi
kedua orang tuanya orang yang teguh menjaga
Diennya …… atas kemulian kedua
orang-tuanya dan asuhan keduanya di negeri
barat ini !!!
Abu Maryam rohimahullah tumbuh di dalam
keluarga yang teguh dengan
agamanya ……..
dan beliau dibina dalam asuhan kedua orang-tuanya dengan
pendidikan Islamy…..
Beliau mendengar kisah ujian yang dialami
saudara-saudaranya di
Afghanistan ….. padahal Afghanistan adalah negeri
kelahirannya ….. dan tidaklah
yang terjadi disana kecuali banyak
tanda-tanda kebesaran Allah dan karomahkaromah…..
Maka Abu Maryam minta ijin kepada kedua
orang-tuanya untuk berangkat
ke Afghanistan ….. maka kedua orang-tuanya merestuinya
setelah beliau
bersikeras untuk tetap berangkat ke
Afghanistan …..
Benar …..
beliau berangkat dalam rangka menolong saudara-saudaranya di
Afghanistan …… beliau ribath, berjihad dan tinggal di sana
dalam tempo waktu
yang lama, beliau mengawali kegiatan-kegiatan
jihad yang menggetarkan di sana
…..
Menanglah Kabul ….. kemudian beliau pulang kepada kedua
orang-tuanya
di Almania ….. dan beliau melakukan birrul walidain
kepada keduanya ….. dan
beliau mempersunting seorang gadis Almania
yang baru saja masuk Islam, akan
tetapi wanita tersebut demi Allah mempunyai
sejarah hidup yang baik seperti para
shahabiyah rodhiyallahu ‘anhunna…..
Ketika ia sudah masuk Islam, ia bagaikan
nyala api yang berkobar dalam
menuntut ilmu dan berdakwah kepada Dien Islam….. dan jadilah wanita itu
kenikmatan yang indah bagi Abu Maryam setelah
Allah Ta’ala atas keteguhannya
atas Diennya …..
Abu maryam menumbuhkan halaqoh-halaqoh
(kajian) ilmiah …… dan
menghafal Al Qur’an Al Karim ….. dan membuat kegiatan dakwah ….. beliau
bagaikan nyala api yang dapat menerangi kaum
muslimin di Almania dalam
mengajarkan kebaikan dan Dien …..
Ketika sampai kepada pendengaran beliau habar
yang terjadi pada saudarasaudara
beliau di Bosnia Herzegofina ….. tergeraklah kemuliaan seorang muslim
lagi mujahid. Lalu beliau meminta restu
kepada kedua orang-tuanya untuk
berjihad yang kedua kalinya….. akan tetapi kedua orang-tuanya menolak
dengan
keras …..
Istrinya yang asli orang Almania berusaha
menenangkan perasaan kedua
orang tua baliau untuk mengijinkan berangkat
berjihad, dan ia menghiba kepada
kedua orang-tua suaminya sampai keduanya
merestui keberangkatannya …..
Benar, meledaklah kegembiraannya, lalu beliau
mengajak temannya Abu
Hudzaifah Al Afghoni rohimahullah untuk
berangkat berjihad bersamanya …..
lalu keduanya menyiapkan koper untuk
bepergian dan keduanya mengucapkan
kata perpisahan pada keluarganya bahwa
perpisahan ini adalah yang terakhir …..
19
dan keduanya melemparkan pandangannya yang
terakhir kalinya kepada
keluarganya …..
Keduanya telah sampai di Bosnia pada akhir
tahun 1412 H. dan keduanya
bergabung dengan para mujahidin di
tengah-tengah kota Bosnia …..
Para mujahidin melakukan amaliah
besar-besaran di front Fisiko ….. dan ini
adalah front yang terjadi di jalan menuju
Sarajefo ….. dan para mujahidin pun
menyiapkan persiapan yang matang pada amaliah
yang berat ini ….. sangat sulit
kondisinya untuk mengadakan persiapan ….. dan masanya bertepatan pada
musim dingin dan pada saat lebatnya turun
salju sampai beberapa meter tingginya
…..
Para mujahidin meminta pertolongan kepada
Allah pada peperangan itu dan
mereka mengadakan persiapan yang kuat dan
mereka saling mengadakan Bai’atul
Maut “
Sumpah Mati “…..
Strategi yang dilakukan dalam peperangan ini
adalah para mujahidin maju
ke barisan Serbia dan mematahkan barisan
mereka serta mengepung kota Ilyas
yang strategis ….. dan daerah itu letaknya jauh dari Sarajefo
dalam beberapa kilo
meter jaraknya untuk memudahkan mereka sampai
disana setelah memenangkan
perbatasan Sarajefo yang telah terkepung …..
Dimulailah peperangan itu dan bergemalah
suara takbir dan tahlil ….. dan
bercampurlah antara salju yang putih dengan
darah yang merah …..
Para mujahidin mampu menerjang barisan Serbia
dan maju ke tengah kota
Ilyas…..
akan tetapi Allah telah membukakan –
kemenangkan – atas mereka
daerah yang lebih besar dari pada yang mereka
lakukan …..
Kekuatan mujahidin terpecah diantara Gunung
daerah tersebut….. padahal
pasukan Serbia mengenal sekali keberadaan
mujahidin….. maka pasukan serbia
menghilangkan pelindung yang berada di
belakang mujahidin ….. dan
terbunuhlah pasukan Serbia dalam jumlah yang
sangat banyak ….. tiba-tiba
datanglah tembakan yang mengenai leher Abu
Maryam dan serpihan Bom yang
membinasakan ….. maka terkaparlah Abu Maryam rohimahullah
bersimbah darah
….. hingga keluarlah ruhnya kepada Penciptanya
…..
Sungguh ! Allah telah mengasihi Abu Maryam ….. Dan semoga Allah
melimpahkan kebaikan kepada istri dan
putrinya Maryam ……. Ya Allah !
kabulkanlah ……………
20
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
VII. ABU MU’AD AL QITRY
Beliau adalah seorang pemuda dari penduduk
Qitr, lahir dari keluarga suku
Qitriyah yang besar dan bepengaruh, beliau
diberi hidayah oleh Allah melalui
Jama’ah
Tabligh. Kemudian beliau melakukan khuruj (keluar) ke Pakistan dalam
rangka dakwah kepada Allah, dan ternyata
benar beliau telah pergi ke negara
tersebut.
Ketika beliau telah sampai di sana ternyata
beliau hanya sendirian, lalu
beliau mengalihkan programnya pergi ke
Peshawar, dan beliau tinggal di sana.
Kemudian beliau menyewa taksi dan berkata
kepada sopirnya : “ Aku ingin
bertemu orang arab “. maka sopir taksi itu
berkata kepada : “ Naiklah aku tahu
tempat orang arab “. benar beliau pun naik
bersamanya dan pergi dengannya.
Ketika sampai di tujuan maka sopir taksi
memberhentikan mobilnya di
depan penjaga pintu gerbang rumah orang
anshor arab dan rumah itu adalah
tempat penerimaan tamu bagi mujahidin di
sana. Salah seorang mujahidin arab
menyambutnya dan menanyai keperluannya. Lalu
beliau berkata: “ Aku datang
untuk keluar fie sabilillah “. Maka teman mujahidin itu
berkata kepadanya : “
Sungguh anda telah sampai. Inilah tempat untuk keluar
fie sabilillah …..
Benar, beliau telah bergabung dengan para
pemuda mujahidin dan
mengadakan I’dad dan beliaupun ribath dan berjihad …..
Roman mukanya memancarkan ketenangan, dan
perangainya begitu
bersahaja –
sehingga orang yang bertemu dengannya - senang kepadanya - dan
ruhiyahnya yang sangat baik. Beliau berambut
panjang dan indah, wajahnya
tampan menawan, dan suaranya lirih dan pelan …..
Peperangan-peperangan di bumi Afghanistan
telah usai dan beliau
memutuskan untuk pulang kembali ke negaranya
di Qitr.
Pada saat itu kaum muslimin membutuhkan
pertolongan. Mereka datang
dari negara Romawi Yaitu dari Bosnia
Herzegofina akan tetapi beliau belum
tergerak juga untuk berangkat ke sana.
Ternyata benar, beliaupun akhirnya berangkat
- ke Bosnia – untuk
menolong saudara-saudaranya di sana, dan
sampailah beliau ke negara Bosnia
Herzegofina lalu bergabung dengan para
mujahidin arab di sana.
Pada saat itu Kroasia sedang merevolusi kaum
muslimin di sana dan
mengepung kaum muslimin yang lemah.
Sebagian orang arab ingin pergi ke daerah
Mahroj untuk mendatangi
pertemuan di sana, dan mereka menyewa sebuah
mobil kecil karena jumlah
mereka hanya empat orang. Diantara mereka
adalah Abu Mu’ad rohimahullah.
Ternyata sopir salah jalan dan mereka telah
masuk di kawasan Kroasia,
maka pada saat itu seorang polisi kroasia
memberhentikan mereka. Ini merupakan
pekerjaan rutin polisi di sana. Setiap kali
memberhentikan - kendaraan - maka tak
lepas dari memegang Pistol dan RPG. Kemudian
mereka ditahan sebentar lalu
diborgol dengan rantai, lalu mereka
digelendeng menuju Penjara. Ternyata disana
sudah ada empat mujahidin yang telah ditahan
sebelumnya. Mereka mendekam di
dalam penjara kira-kira sudah empat bulan
lamanya, didalamnya mereka
merasakan berbagai macam kejadian dan ujian.
21
Sesekali orang-orang Kroasia itu mengyiksa
mereka di depan kaum
muslimin –
lainnya yang di tahan di dalam penjara -, komandannya datang kepada
mujahidin yang ditahan dan meluapkan
kemarahannya dengan memukuli mereka,
hingga sebagian mereka ada yang mati karena
saking beratnya siksaan yang
dideritanya. Orang-orang Kroasia itu menyakiti
mujahidin dengan berbagai
macam cara yang mereka bisa, akan tetapi
Allah mengokohkan hati dan pendirian
para mujaidin.
Tiada hari yang mereka lalui kecuali ada
kejadian yang menggelikan, dan
Allah meringankan penderitaan mereka dengan
itu. Dan benar Allah telah
membersihkan hati dan jiwa mereka – dan kita tidak mensucikan seseorang atas
Allah -.
Sungguh Abu Ali al Kuwaity disiksa dengan
siksaan yang sangat dahsyat
melebihi siksaan yang ditimpakan kepada
teman-temannya yang lain, begitu juga
dengan Abu Mu’ad dan Abu Sholih al Qithry, dan mereka semua
telah dipilih oleh
Allah disisi-Nya sebagai Syuhada’ insya Allah.
Diantara perbuatan bejat mereka terhadap
mujahidin adalah, suatu malam
mereka mengambil salah satu tahanan dari
mujahidin, kemudian mereka
mendudukkannya di depan televisi dan
disetelkan Vidio, ditampilkan kepada
mereka film Porno sementara moncong senjata
berada di belakang saudara kita.
Orang-orang Kroasia menekan mereka dan
mengancam : “ Jika kami melihat
kamu menundukkan pandangan maka akan kami habisi
hidup kamu “. Ini
bukan
siksaan yang menyenangkan, karena sungguh
orang-orang Kroasia telah
mengetahui bahwa Islam mengharamkan perkara
yang semacam ini.
Yang terpenting adalah bahwa singa Allah yang
pemberani itu telah syahid
insya Allah. Al Mu’taz billah al Mishri, beliau telah merancang
beberapa masa
lamanya untuk membebaskan mujahidin yang
tertawan dengan cara
membebaskan teman-temannya mujahidin yang
ditawan oleh orang-orang Kroasia
yang terlaknat. Dan benar berhasillah apa
yang direncanakannya, beliau
menyandra komandan Kroasia di tengah kota
Bosnia kemudian ditukar dengan
para mujahidin yang tertawan.
Kisah ini sangat terkenal dan telah dishoting
di dalam kaset Vidio, namanya
“ Bariqotu Amal “.
Allah telah menetapkan saudara kita Abu Mu’ad dan orang-orang yang
bersamanya bisa bebas, maka bergembiralah
mujahidin dengan bebasnya mereka,
kemudian mereka bergabung lagi dengan para
mujahidin dan kembali ke medan
perang.
Setelah bebarapa masa para ikhwah dari Qitry
memutuskan untuk keluar
dari Bosnia untuk kembali ke Qitr melalui
jalan Bandara Sarajevo. Para mujahidin
Qitry ini meninggalkan beberapa pemuda
mujahid, mereka adalah Abu mu’ad Al
Qitry, Abu Sholih dan Abu Abdullah al Qitry,
lalu mereka pergi menuju Sarajevo.
Pada waktu itu Sarajevo terkepung oleh Serbia
dan jalan yang bisa dilalui
adalah melalui jalan Gunung Al Multawiyyah.
Akhirnya mereka pun sampai di
Bandara Sarajevo dan menyerahkan berkas
perjalanan mereka. Mereka berkata : “
Kami akan kembali untuk bersama-sama lagi dalam
peperangan yang akan
datang dari Sarajevo sebelum dua hari atau tiga hari
perjalanan kami “. Dan
22
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
benar mereka telah kembali pada saat
peperangan tiba, kemudian mereka pulang
lagi ke Sarejevo.
Mereka sampai disebuah desa yang bernama
Bazaritish. Salah satu
pemimpin desa itu mendapati mereka berbahasa
arab, maka pemimpin itu pun
memuliakan mereka dan berkata kepada mereka :
“ Saya akan antar kalian ke
Sarajevo dan akan saya tunjukkan kalian jalannya “. Kemudian mereka
mengendari mobil. Pemimpin desa itu berkata :
“ Maaf izinkanlah aku kembali
untuk berpamitan kepada anak-anakku “. Maka kembalilah mereka
bersama
pemimpin itu, kemudian pemimpin itu masuk
rumah dan pamitan kepada anakanaknya,
dan beliau berwasiat kepada istrinya yang
sholihah dan juga kepada
anak-anaknya yang baik. Kemudian pemimpin itu
mengantarkan ke Qitr dan
menunjukkan jalan kepada mereka.
Salah satu komandan Bosnia “ Kamina “ – dia adalah seorang Komunis –
membunuh mereka semua ketika mereka berada di
perjalanan. Kemudian dia
meletakkan khomr disamping mereka dan difoto,
lalu gambar itu dikirimkan ke
sebuah surat kabar dan ia berkata : “ Mereka telah datang dalam kondisi mabuk
dan mereka masuk ke Serbia lalu mereka di bunuh oleh
orang-orang Serbia “.
Melihat hal tersebut berdirilah seorang istri
orang Bosnia lalu
mengumpulkan manusia dan para masul – pemimpin – di
sana, dan perempuan itu
memuji Allah atasnya.
Wanita tersebut membersihkan nama baik
suaminya dan orang yang
bersamanya dari fitnah ini dan ia ajak
orang-orang Bosnia untuk menuntut balas
suaminya dan para mujahidin dari perbuatan – bejat - komandan itu.
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada
ketiga mujahid itu dan
ditempatkan di dalam Jannah-Nya.
Ya Allah ! Terimalah mereka ……………………
23
VIII. ABU YASIR AL
IMAROTI
Abu Yasir Al Imaroti, berasal dari negeri Al Imarot dari kota As
Syariqoh. Beliau
seorang pemuda yang lahir dari keluarga hartawan. Ibunya asli
Holandia dan bapaknya
seorang pekerja sukses.
Bapaknya menikah dengan ibunya ketika bapaknya sedang mengadakan
perjalanan
dalam mengurus bisnisnya. Akan tetapi Allah berkehendak membuat
perselisihan diantara
kedunaya hingga bapaknya menceraikan ibunya ketika sudah mempunyai
anak satu.
Sesuai peraturan yang berlaku, anak ditinggalkan pada istri untuk
dididiknya.
Pada beberapa kesempatan bapaknya pun mengunjunginya dan tinggal di
Holandia
untuk menyelesaikan keperluannya.
Anak ini kini tlah dewasa, ia telah berumur empat belas tahun dan
ia masih tinggal
di Holandia. Bapaknya mempunyai teman yang senasib dengannya yaitu
mempunyai
seorang istri dan anak lelakinya. Istrinya di cerai dan –
sekarang tinggal bersama anak
lelakinya tinggal di Rusia.
Keduanya – bapak Abu Yasir dan seorang temannya -
bersepakat untuk pergi ke
negeri yang dahulu mereka nikah disana untuk mengadakan Ruju’ –
nikah ulang -dengan
istrinya dan anaknya.
Benar ….. keduanya terbang ke negeri istrinya
masing-masing, mengunjungi istri
dan anaknya dan ternyata keduanya adalah bertetangga di daerah
Syariqoh.
Bapak Abu Yasir memasukkannya dan anak tetangganya ke sebuah
madrasah untuk
belajar bahasa arab. Kedua anak itu diberi uang dan dibelikan mobil
baru. Hari-harinya
hidup dalam gelimang harta dan kemewahan, setiap hari dibagi uang
seribu dirham.
Abu Yasir bersahabat dengan anak tetangganya, dan anak tetangganya
ini selalu
mengagungkan Rusia dengan kebiasaan hidup disana.
Suatu hari – anak tetangga - itu membaca sebuah buku yang
ditulis oleh seorang
wartawan Rusia yang menerangkan peperangan Afghanistan dan
keberanian serta
pengorbanan mereka, dan selalu menjaga agama mareka dan… dan … dan …
Setelah membaca buku, anak itu pergi ke Abu Yasir dan berkata
kepadanya : “
Bagaimana menurutmu mereka – orang Afghanistan – itu
? “. Ia
menjawab : “ Aku
mengerti ada sebuah perpustakaan milik orang Afghanistan di Dubai,
bagaimana
menurutmu kalau kita pergi kesana bersama “.
Benar …..
keduanya pun pergi ke sana.
Ternyata perpustakaan itu adalah milik Hikmatyar. Keduanya melihat
majalahmajalah
jihad dan cetakan jihad, mereka mengambil banyak hal darinya lalu
pulang.
Keduanya membaca – majalah-majalah dan cetakan yang ada -
dengan tekun dan
mendalam dan keduanya mengikuti berita-berita mujahidin Afghan
dalam mengusir
Rusia.
Benar ….. ternyata keduanya menyiapkan diri dan
terbang menuju Afghanistan.
Keduanya sampai di sana dan diterima oleh teman-teman dari arab di
Baitul Anshor –
rumah untuk menampung mujahidin – dan dari sana lalu dibawa ke Kamp Al Faruq.
Setelah itu mereka pergi ke Front Jalalalabad.
Keduanya merasakan kenikmatan yang ada disana dan keduanya pun
meninggalkan
kenikmatan dunia dan keindahannya dan –
kenikmatan dunia itu -diletakkan di belakang
pungungnya.
Kedua bapak anak tersebut bersedih berpisah dengannya, maka kedua
orang tua itu
pun pergi ke Pakistan untuk menjumpai kedua anak itu.
Benar ….. kedau orang tua itu sampai disana dan
langsung disambut oleh kedua
anaknya, lalu keduanya pulang bersama orang tuanya ke Al Imarot.
Akan tetapi fikiran
keduanya tidak menentu dan angan-angannya melayang-layang. Lalu
keduanya
24
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
menyampaikan dakwah kepada ibunya masing-masing yang pada saat itu
masih
beragama nashrani hingga Allah memuliakan keduanya dengan masuk
Islam.
Abu Yasir mendengar tragedi yang terjadi di Bosnia Herzegovina,
lalu ia
menghabari temannya, akan tetapi temannya tidak bisa menyertainya
karena
kesibukannya.
Abu Yasir mengadakan perjalanan lagi ke medan jihad hingga
sampailah ia ke bumi
Bosnia Herzegovina. Beliau bergabung di Front Jlizonubauly dan
ribat bersama
mujahidin di sana. Dia bersama kedua teman tadribnya masuk ke
Bosnia –
mereka adalah
– Abbas Al Khoulani dan Abu Ali Al Bahroini.
Sebagaimana sifat para syuhada, beliau selalu melayani teman-temannya
dengan
tenang dan bersikap lemah lembut kepada mereka.
Allah memberikan kemulian kepada beliau dengan mengikuti banyak
peperangan
melawan Serbia dan Kroasia yang melancarkan serangan kepadanya,
hingga datanglah
hari beliau mendapat syahadah seperti yang telah dijanjikan oleh
Allah.
Pada saat itu beliau berada di Front Zafidufitisya. Pada Front
tersebut terdapat
sebuah Gunung yang memanjang di atas kota. Serbia hendak memecah
belahkan kaum
muslimin dari atasnya. Kemudian tentara Bosnia pun ingin mendaki
puncak gunung
tersebut untuk mengembalikan kota tersebut dari koyakan Serbia yang
selama ini telah
terkoyak separo.
Para mujahidin arab memasuki medan perang dan dibagi menjadi
beberapa
kelompok dan mereka bersiap-siap untuk mengadakan perang.
Adalah Abbas Al Khaolani dan Abu Ali Al Bahroini dan Abu Yasir Al
Imaroti
berada dalam satu kelompok. Dengan izin Allah keduanya sampai dan
dapat menduduki
puncak gunung yang telah dikuasai Serbia, akan tetapi disana ada
parit yang dibangun
oleh Serbia dan dijadikan sebagai perlindungan. Maka Abbas pun maju
dan
menyerangnya, dan terbunuhlah beliau disana.
Tiba-tiba meluncurlah Roket anti Tank dan tepat mengenai kepada Abi
Ali Al
Bahroini hingga beliau menemui syahadah. Dan tiba-tiba meluncur
juga serangan Mortar
yang jatuh di samping Abu Yasir Al Imaroti hingga terbunuhlah
beliau…..
Ketiga teman itu telah meninggalkan dunia setelah menempuh jalan
jihad di
Afghanistan dan setelah menempuh kesulitan hingga bisa masuk ke
bumi Bosnia
Herzegovina….. hingga akhirnya Allah menerima apa yang
mereka persembahkan.
Kita bertemu pada rahmat Allah ……………….
IX. ABU ZAID AL HAJIRI
AL QITRY
Abu Zaid Al Qitry seorang pemuda yang tinggal di Ri’an.
Masa mudanya
dihabiskan bersama keluarganya di Qitr dan kota Ad Dauhah yang
mencetak singa ini.
Bapaknya bekerja sebagai tentara di Qitr dengan menyandang pankat
tinggi.
Ketika anaknya sudah berumur empat belas tahun, bapaknya mulai
mengajak
anaknya bergabung dengan tentara Qitr, bapaknya menggabungkan
anaknya dengan
tentara. Maka anak itu belajar sebisanya sesuai dengan tingkatan
umurnya sampai umur
tujuh belas tahun.
Pada tahun itu terjadilah tragedy Bosnia Herzegovina dan berita itu
telah tersebar
ke seluruh orang. Beliau terbang kesana untuk menolong
saudara-saudaranya dengan
mengorbankan jiwa dan hartanya.
25
Abu Zaid mencari-cari berita dan berfikir bagaimana bisa menolong
mereka.
Fikirannya menerawang membayangkan seandainya beliau termasuk orang
yang
mengorbankan dirinya untuk menolong dan mengangkat kemuliaan Dien
mereka atas
darah dan tulang belulang mereka, sampai pada akhirnya Allah
berkehendak
mempertemukan beliau dengan keempat pemuda Qitr. Mereka adalah Abu
Muhammad,
Abu Mus’ab dan Abu Mu’ad. Mereka bertekad untuk berangkat ke Bosnia
dan menolong
saudara-saudara mereka disana. Mereka bertemu dengan Abu Sholih Al
Qitri, Abu Mu’ad
Al Qitri, Abu Kholid Al Qitri – semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
mereka
semua -.
Benar ….. para pahlawan itu bergerak ke Bosnia dan
bersama mereka saudara kita
Abu Zaid rohiamhullah. Mereka hadapi semua kesulitan dan kepayahan.
Mereka
tinggalkan dunia dan gemerlapnya, keindahannya dan kemegahannya di
belakang
punggung mereka dan mereka selalu bercita-cita untuk mendapatkan
syahadah.
Mereka telah sampai di Bosnia dan bergabung dengan pasukan
mujahidin. Setelah
berlalu beberapa bulan salah seorang teman mereka tadzrib ada yang
ingin kembali
pulang ke keluarganya di Qitr. Akan tetapi setelah berfikir panjang
dan mengingat
kembali cita-cita untuk mendapatkan syahadah maka ia menetapkan
untuk tinggal disana
dan tidak akan kembali pulang ke Qitr.
Benar ….. beliau pun meninggalkan teman-temannya – yang
ada di Qitr - dan
mengokohkan tekad untuk menetap disana.
Pada musim dingin di tahun 1414 H. mujahidin turun dari parit-parit
penjagaan
menuju barisan belakang untuk beristirahat selama sebulan penuh,
karena pada bulan ini
saljunya sangat tebal.
Di baris belakang para mujahidin berkumpul di sebuah madrasah milik
orang-orang
Bosnia. Di tempat inilah tampak sifat-sifat orang yang mendapat
syahadah pada diri
saudara kita – Abi Zaid Al Qitri -, seperti, sikap tawadhu’,
mementingkan kepentingan
saudaranya, beliau selalu menjadi petugas yang membagi-bagikan
makanan kepada
mujahidin, dan beliau tidak makan kecuai setelah semua mujahidin
sudah mendapat
makanan semua lalu beliau memakan sisa-sisa makanan yang ada dari
mujahidin.
Jiwanya begitu mulia, beliau dicintai para pemuda disana dan
dihormati oleh mereka.
Pada malam hari beliau tidak pernah melewatkan sholat malam dalam
kekhusyuan dan
kerendahan hati di depan Robnya. Dan pada siang hari beliau selalu
puasa daud – sehari
puasa sehari berbuka -.
Setelah berlalu musim dingin bergeraklah para mujahidin menuju Front
untuk
berjaga.
Pada suatu hari ketika beliau sedang jaga waktu itu cuaca langit
sangat cerah dan
salju memenuhi bumi dan pada malam hari itu komandan pasukan sedang
mengadakan
kontrol di parit-parit penjagaan, maka komandan itu menyaksikan Abu
Zaid seorang diri
sedang memandangi langit dengan pandangan tajam. Lalu komandan itu
memanggil
beliau : “ Wahai Abu Zaid …..
Abu Zaid …..
Abu Zaid …..
beliau tidak menoleh kepada
komandan hingga komandan itu mendekati beliau dan menggerakkan
beliau dan berkata :
“ Ada apa denganmu ? “.
Beliau menjawab : “ Tidak ada apa-apa “.
Komandan itu berkata
lagi : “ Demi Allah engkau harus bercerita kepadaku “.
Beliau berkata : “ Demi Allah !
Aku telah melihat langit seakan-akan langit itu terbuka dan pada
saat itu muncullah
seorang perempuan yang sangat cantik sekali yang belum pernah aku
lihat dalam
hidupku, ia lambaikan tangannya kepadaku dan memberikan salam
kepadaku “.
Komandan menyudahi cerita itu dan keduanya lalu berjaga bersama.
Peperangan al Fath Al Mubin telah dekat, para singa Allah
bersiap-siap untuk
menyambut peperangan ini dengan gembira dan bahagia. Peperangan
itulah yang disebutsebut
dengan “ Pengalaman militer “. –
karena - front tersebut tidak akan dapat
26
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
dimenangkan kecuali dengan menggunakan pesawat terbang. Tentara
Bosnia telah
mencobanya berkali-kali untuk menaklukan daerah itu –
namun belum juga bisa
ditaklukkan -.
Mujahidin bergerak maju menuju daerah itu dan setiap mujahidin
menyenandungkan bait-bait syair :
“
Akan aku bawa ruhku menuju peristirahatanku
Dan
aku bawa ruhku menuju jurang kematian “.
Setiap mujahid bercita-cita mendapatkan syahadah dengan jujur di
dalam hatinya
setelah terlebih dahulu banyak membunuh musah-musuh Allah Serbia
dan menimpakan
siksaan kepada mereka di dunia sebelum mereka rasakan di akhirat
kelak.
Ketika dimulai peperangan dan meningilah suara takbir, gugurlah
saudara kita Abu
Zaid Al Qitri sebagai syuhada’ – semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada
beliau -
dalam kondisi berhadapan dengan lawan bukan membelakangi – lari
-. Dan kita tidak
mensucikan seseorang atas Allah. Beliau gugur sebagai pahlawan
pemberani.
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada sang pahlawan yang masih
muda
umurnya, akan tetapi besar amalnya. Beliau pada saat itu baru
berumur tujuh belas tahun.
Selamat tinggal wahai Abu Zaid. Insya Allah kita berjumpa kembali
di Jannah
27
X. HISYAM AL QUSYAIRI
(DAGESTAN)
Selamat berbahagia wahai sang pahlawan pemberani …..
engkau telah merasakan
keberuntungan dengan mendapatkan kebaikan yang tidak dirasakan oleh
manusia…..
seakan-akan aku ikut merasakan – apa yang kamu rasakan - berada dalam Jannah
yang
kekal yang engkau usahakan ….. bersamamu para Bidadari wahai Hisyam.
Hisyam Al Qusyairi ….. Abu Muhammad Al Qonnash …..
beliau dari penduduk
kota Riyadh, lahir dari keluarga baik-baik. Beliau diberi petunjuk
oleh Allah disaat
kemenangan Kabul pada tahun 1992 kemudian beliau menetapkan untuk
berangkat
berjihad.
Benar … beliau terbang ke sana, kemudian beliau
melakukan I’dad di sana lalu
kembali pulang ke Saudi setelah beberapa masa tinggal disana.
Kemudian berubahlah
kondisinya, melemahlah Diennya, dan semakin jauh dari jalan –
kebenaran -. Akan tetapi
Allah berkehendak menyelamatkan lelaki itu dan dikembalikan kepada
jalan – yang
benar
-. Kemudian bergemuruhlah di dalam jiwanya semangat jihad dan
bangkitlah ingatannya,
maka tiada hari-harinya kecuali dipergunakan untuk pergi ke bumi
mana saja yang disana
ada jihad. Kemudian beliau menetapkan untuk pergi ke Cechnya, dan
itu sebelum
peperangan kedua pada tujuh bulan lalu. Beliau ribath disana dan
meningkatkan
keimanannya.
Beliau mengadakan perjalanan ke Rusia bersama dengan salah seorang
temannya
yang sama-sama dari Saudi juga. Keduanya diberikan Visa oleh –
negara - Rusia untuk
pergi ke dua kota saja, kedua kota itu adalah Moscow dan
Bitrusyerog. Keduanya lalu
menghubungi mujahidin yang ada di Cechnya kemudian mijahidin
menunjukkan jalan
kepada keduanya. Keduanya naik Kereta api dan kendaraan apa saja
yang dapat
mengantarkan keduanya kesana, hinga keduanya sampai ke Nazran kota
perbatasan
dimana keduanya ditahan oleh Rusia karena tidak mempunyai Visa.
Hisyam dapat berbicara dengan bahasa Ingris, lalu didatangkan
kepadanya seorang
introgrator, maka introgator itu menengarai keduanya adalah para
bisnismen yang datang
dari Cechnya kesini untuk mensurvei barang dagangan yang ada
disini.
Akhirnya keduanya kembali dengan pesawat terbang menuju Moscow,
dari sana
keduanya baru menghubungi mujahidin di cechnya dan kedunya
menghabari tentang
kondisi mereka. Lalu mujahidin mengutus seorang ikhwah Palestina
yang tinggal disana
untuk mengantar mereka ke Cechnya.
Benar ikhwah Palestina itu mengantar keduanya ke Chechnya, ikhwah
itu mengatur
perjalanan keduanya. Mereka berangkat ke Bandara dengan mengendarai
Taksi, dan
cuaca pada saat itu sangat gelap.
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang di belakang mereka,
lalu
memberhentikan sopir taksi, mereka mengeluarkan para pemuda dari
dalam taksi dan
melepas pakaian mereka lalu memukulinya dengan kuat.
Karena kuatnya pukulan mereka hingga patahlah tangan dan kaki
ikhwan itu,
wajahnya memar-memar, lalu uang, perbekalan dan paspornya dicuri
juga …..???
dan
mereka ditinggalkan di tanah lapang, hingga Hisyam menyangka bahwa
sebentar lagi ia
akan ditembak … ya… sebentar lagi ….. sekarang ….. begitulah perasaan yang
bergemuruh dalam dadanya.
Sebagian merayap mendekati yang lain, dan mereka saling melepaskan
ikatan
mereka dengan gigi masing-masing.
Pada saat itu Hisyam pulang dengan tanpa membawa paspor dan uang,
akan tetapi
dengan taqdir Allah baliau dapat berfikir cerdik, ternyata beliau
masih menyimpan
beberapa uang dolar di bawah ikat pinggang celananya.
28
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
Kemudian keduanya pergi ke Kedutaan dan keduanya hendak dipulangkan
ke
Saudi- oleh kedutaan-. Akan tetapi teman kita ini tidak ingin
pulang ke Saudi, bahkan ia
kembali dan pergi ke Azebaijan dan beribath disana hingga mendapat
jalan menuju
Chechnya melalui Dagestan.
Benar ….. Allah berkehendak kepadanya dan temannya
selain temannya
menemaninya pertama kali untuk bisa mendapatkan Visa ke Rusia,
tidak hanya dapat
pergi ke dua kota saja – akan tetapi bisa ebih dari dua kota. Adapun
panjangnya masa ia
serahkan kepada Allah, dan beliau ingin masuk ke Cheechnya dan
tidak ingin keluar lagi
hingga Allah memudahkan baginya dapat masuk ke Chechnya. Semua
kejadian ini terjadi
sebelum pecah peperangan ke dua.
Sungguh ia tidak dapat menggambarkan rasa kegembiraan dan
kebahagiaannya,
dan beliau sangat bersemangat disana.
Tidak sampai empat bulan beliau tinggal disana pecahlah peperangan
di Dagestan,
ini adalah pertama kali peperangan yang beliau alami disana. Beliau
berperang
sebagaimana perangnya seorang pahlawan pemberani.
Tiba-tiba terdengar raungan Helikopter dan berdatanganlah
Helikopter dari
berbagai penjuru- mendekati beliau -.
Beliau pergi bersama seorang temannya “
Luyai “
untuk berlindung dari Helikopter
di bawah rumah yang terbuat dari tanah liat yang telah runtuh.
Tiba-tiba meluncurlah
tembakan roket dari Helikopter, maka pada saat itulah janji Allah
tiba, dan keluarlah
ruhnya yang suci – sebagai syahid -.
Semoga Allah merahmatimu wahai Hisyam. Sungguh engkau telah mencari
jihad,
dan engkau pun banyak diuji tidak cuman sekali –
dalam perjalan jihadmu -. Akan tetapi
engkau tetap tegar dalam ujian itu hingga Allah menemukan engkau
dengan Jannah insya
Allah.
Selamat tinggal wahai Hisyam ........................
29
XI. MUKHOLLID AL ‘UTAIBI
ABU ABDURROHMAN AL
KUWAITI
Salah seorang salaf ada yang berkata : “
Demi Allah sesungguhnya kita akan
menyaksikan
para lelaki, kita mencintai mereka karena Allah, maka bertambahlah
keteguhan
dan keimanan kita dengan melihat mereka berhari-hari “.
Saudara kita Abu Abdurrohman – semoga Allah merahmatinya –
termasuk salah
satu dari para lelaki itu, dan kita tidak mensucikan seseorang atas
Allah.
Beliau berwibawa, wajahnya memancarkan cahaya yang cerah. bentuk
mukanya
tidak berbeda dengan salah seorang teman beliau yaitu Abu Mu’ad Al
Kuwaiti –
semoga
Allah merahmatinya -.
Beliau mendengar kabar jihad di bumi Bosnia Herzegovina, maka
beliaupun
mencari-cari kabar dan bertanya-tanya jalan menuju sana untuk
menolong saudarasaudaranya
orang Bosnia di negeri mereka. Beliau korbankan jiwanya yang suci
itu
dengan murah fie sabilillah dan beliau jual di pasar Allah. Karena
Allah berfirman :
اِنّ الَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنّ لَهُمُ الْجََنّةَ
“
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa-jiwa mereka dan
harta
benda mereka dengan Jannah “. (QS. At Taubah : 111)
Sampailah beliau ke Bosnia Herzegovina pada awal bulan ya’ban
pada tahun 1415
H. dan bergabung dengan pasukan mujahidin. Beliau adalah seorang
lelaki yang
berakhlak mulia dalam pergaulan dan selalu mementingkan keperluan
orang lain, selalu
besikap merendah kepada saudara-saudaranya seiman.
Jikalau engkau tanyakan tentang amalan ibadahnya maka beliau adalah
seorang
yang tidak pernah meninggalkan sholat malam. Jikalau engkau
tanyakan tentang
puasanya maka beliau tidak pernah meningalkan puasa senin dan
kamis, dan beliau
mengikuti amaliyat di Gunung Falasij yang disitulah saudara kita
Abu Abdullah As
Syarqi terbunuh – semoga Allah merahmatinya -. Dan setelah itu
beliau pun mengikuti
peperangan-peperangan yang terjadi di sekitar kota Turofinik.
Pada salah satu peperangan di malam Arofah pada tahun 1415 H.
kepala dan
pundak beliau terluka dan beliau sangat bergembira sekali dengan
luka tersebut, karena
itu adalah setempel syahadah dan janji yang telah disabdakan oleh
nabi shollallahu ‘alaihi
wasallam :
مَامِنمْ مَكْلُوممٍ يُكْلَممُ فيِ سمَبِيْلِ ال
وَال أَعْلَممُ بِمَنمْ يُكْلَممُ فيِ سمَبِيْلِهِ إِلّ أَتىَ يَوْممَ
الْقِيَامَةِ وَكَلْمُهُ يَدْمِي الرّيْحُ رِيْحُ
الْمِسْكِ وَاللّوْنُ لَوْنُ الدّمّ
“
Tidaklah orang yang terluka fie sabilillah wallahu a’lam siapa saja yang
terluka
di
jalan-Nya kecuali besok – ketika – datang pada hari kiamat maka lukanya tetap
berdarah,
aromanya bau misk dan warnanya tetap warna darah “.
Beliau sampai di Misywaroh di negeri Al Balqon sampai selesai
perang disana
kemudian beliau kembali pulang ke Kuwait, setelah beberapa masa
beliau mendengar
kabar tragedi yang terjadi di Chechnya, dan teman-temannya kaum
muslimin meminta
beliau untuk menolong mereka. Maka beliaupun menyiapkan diri
berangkat untuk
membela saudara-saudaranya dan kehormatan kaum muslimin di negeri
itu.
Setelah berusaha keras beliau pun dapat masuk Chechnya dua bulan
sebelum
perang kedua pecah. Komandan yang terkenal disitu adalah Ibnul
Khottob bersama
kelompoknya yang telah tinggal lama di bumi Dagestan, maka Rusia
dapat mengepung
Ibnul Khottob bersama kelompoknya dan menyeru Ibnul Khottob dan
kelompoknya
untuk menyerahkan diri kepada Rusia.
30
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
Ketika mereka sedang dikepung oleh Rusia maka majulah wakil Ibnul
Khottob
yang bernama Hakim Al Madani – semoga Allah merahmati beliau -, dan
wakilnya
adalah Abu Abdurrohman, mereka maju memerangi Rusia sebagaimana
perangnya para
pahlawan pemberani hingga mereka dapat membuka batasan dari musuh
untuk dapat
dilewati Khottob dan kelompoknya untuk keluar dari kepungan.
Ketika Hakim Al Madani dan kelompoknya berkehendak kembali ke
Gunung
Chechnya maka pada saat itu orang-orang Rusia sedang bersembunyi di
puncak Gunung
lalu menyerang mereka dengan cepat, maka terjadilah peperangan yang
sengit.
Akhir peperangan dimenangkan oleh tentara Allah atas musuhnya, dan
Hakim Al
Madani memutuskan untuk menyingkirkan orang-orang Rusia yang
terbunuh. Ternyata
dianta yang terbunh masih ada seorang yang belum mati. Ketika Hakim
Al Madani
menjauh darinya karena disangka sudah mati orang jelek –
Rusia – itu
menembakkan
pelurunya ke punggung Hakim Al Madani maka terbunuhlah beliau.
Kemudian para
pemuda – anak buah Hakim al Madani –
menghabisi orang Rusia itu. Kemudian setelah
itu kepemimpinan diserahkan kepada Abu Abdurrohman dan beliau
melanjutkan maju
menuju puncak Gunung. Maka ketika itu meluncurlah peluru Roket yang
tepat mengenai
kepala beliau hingga gugurlah beliau seketika itu. Begitulah –
pemuda - Kuwait
pemberani ini maju – semoga Allah merahmatinya – maka
hilanglah salah satu putra
terbaik Kuwait – yaitu Abu Abdurrohman -. Dan beliau telah
ditempatkan oleh Allah di
dalam Jannah dan Allah memberikan ganti pada ummat ini yang lebih
baik dari beliau.
Sungguh beliau telah mendapatkan syahadah dan beliau telah
begembira dengan
syahadah itu dan beliau telah berjumpa dengan teman sejalannya Abu
Muhammad Al
Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.
XII. SAMIR ATS TSABITI
Beliau adalah salah seorang pemuda dari Thoif, sebuah kota tenang yang
telah
mengeluarkan pahlawan ini. Pada awal masa mudanya ia termasuk
pemuda yang
bergelimang dengan maksiyat dan lalai dari Allah sampai Allah
mempertemukan beliau
dengan orang yang menasehati beliau dengan untaian kalimat yang
mudah difahami. -
Lihatlah ! Apakah orang yang menasehati itu menyangka kalau orang
yang dinasehati itu
akan menjadi seorang lelaki seperti yang ia kehendaki dan menjadi
lelaki yang mau
mengorbankan dirinya fie sabilillah ? semua pahala akan menjadi
kebaikan dan sampai
31
kepada orang yang mendakwahinya dan itu adalah karunia yang Allah
berikan kepada
hamba-Nya yang dikehendaki –
Ternyata lelaki itu benar-benar menghentikan kebiasaan buruknya dan
meninggalkan semua temannya dimasa lalu dan sekarang umurnya
sembilan belas tahun.
Sebelum ia meninggalkan teman-temannya beliau menyampaikan
perkataan untuk yang
pertama dan yang terakhir kalinya.
Lelaki itu mempunyai kehebatan dan tidak mempunyai rasa takut –
pemberani -,.
Beliau memulai membuka-buka kitab dan bertanya kepada para ulama
tentang amalan
yang paling utama. Maka para ulama itu menjawab bahwa amalan yang
paling utama
adalah Jihad fie sabilillah. Maka setelah mendengar jawaban itu
beliau segera berserikat
dengan saudara-saudaranya dalam jihad di bumi Bosnia Herzegovina.
Benar ….. beliau pun pergi ke Bosnia, hatinya
bergembira hingga hampir terbang
rohnya karena sangat gembira dan dapat sampai di Bosnia dan
bergabung dengan para
mujahidin disana. Beiau orangnya tenang dan mempunyi kehebatan
sehingga dicintai
oleh teman-temannya, beliau berotak jenius dan pemberani.
Setelah berlalu sembilan bulan beliau dipilih oleh Mu’taz
untuk mengkoordinir
satu kelompok untuk mengawasinya dan dipasrahi untuk menjadi
komandan pada
kelompok tersebut dalam peperangan Al Fath Al Mubin hingga peperangan
usai di Bosnia
Herzgovina. Kemudian setelah itu beliau pulang.
Ketika pulang beliau mendengar kabar bahwa kaum muslimin di Kosovo
sedang
terbantai, maka beliau terbang ke sana untuk menolong
saudara-saudaranya.
Celakalah Serbia, ternyata ada seorang lelaki yang mengenali mereka
dan mereka
pun mengenalinya telah datang bergabung dengan para mujahidin
Kosovo –
beliau
adalah Samir Ats Tsabiti -. Beliau bertempur dengan gagah berani
disana hingga naiklah
pamor beliau dan tinggi kedudukannya dikalangan orang-orang Kosovo.
Di sebuah
daerah beliau memimpin satu kelompok untuk menyerbu jendral Serbia
yang tinggal di
dekat daerah itu yang berhadapan dengan barisan kaum muslimin.
Jendral Serbia ini telah
membantai kaum muslimin, membakar tempat tingal mereka, kampung
halaman mereka
dan menumpahkan darah mereka, sehingga tersebar kabar tentang
keradikalan jendral
Serbia tersebut.
Abu Mus’ab rohimahullah merenung cukup lama, kemudian
beliau berkata kepada
orang-orang Kosovo : “ Siapa yang mau berjanji setia kepadaku untuk
membunuh jendral
“, maka sebagian mereka pun menyatakan janji
setia kepada beliau.
Benar ….. Singa pahlawan ini maju menyerang bersama
sebagian mujahidin yang
telah mengikat janji setia kepada beliau untuk masuk menyerbu bumi
Serbia dan masuk
ke rumah jendral tersebut. Terjadilah peperangan kecil dan Abu Mus’ab –
Samir Ats
Tsabiti – dapat masuk ke dalam rumah jendral tersebut.
Beliau menghunus pisaunya dan
menghujamkannya kepada jendral tersebut, kemudian kepalanya beliau
penggal lalu
rumahnya ditutup kembali dan beliau kembali lagi bersama-sama
mujahidin.
Kaum muslimin merasa lega dari kejelekan jendral Serbia itu dan
mereka takut
kalau terjadi lagi seperti ini.
Kamu lihat apakah saudara kita – Samir Ats Tsabiti - yang dahulunya lalai itu
akan
dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan kepahlawanan ini ? berapa
banyak dari para lelaki
yang membutuhkan dakwah – seperti beliau -. Kewibawaan Abu Mus’ab
semakin naik
dikalangan penduduk dan mereka memuliakan beliau dan meninggikan
kedudukannya
hingga berakhirlah perang di Kosovo. Kemudian menyalalah peperangan
di Chechnya
dan beliau pun menyiapkan diri untuk berangkat ke sana dan menolong
saudarasaudaranya
dalam rangka mencari keridhoan dari Robnya dan mencari syahadah di
jalan-
Nya.
32
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
Benar ….. beliau pergi ke Chechnya dan turun di
Giorgia, akan tertapi orang-orang
Giorgia tidak mengizinkannya masuk ke negeri itu, mereka
menghalangi beliau masuk
Hotel. kemudian beliau memutar otak untuk dapat masuk ke Checnya,
lalu beliau kabur
dan mencari orang yang dapat mengantarkan beliau masuk ke Checnya.
Akhirnya
beliaupun dapat masuk ke bumi Chechnya dan bisa bergabung dengan
para mujhaidin di
sana.
Melihat kedatangan beliau, Ibnul Khottob tampak gembira dan
memberikan tugas
kepada beliau untuk menjadi komandan salah satu kelompok mujahidin,
karena
dilihatnya beliau mampu dalam hal itu.
Kisahnya beliau di Chechnya lihai dalam menembak dengan senjata
Mortar. Pada
suatu hari beliau berada di puncak Gunung dan di bawah ia melihat
tentara Rusia sedang
mengadakan parade kekuatan, mereka ingin membuat muasykar –
pangkalan militer –
disitu dan ia perkirakan bahwa tempat itu tidak terjangkau oleh
serangan senjata
mujahidin.
Pada hari berikutnya orang-orang Rusia sedang menyusun kekuatan –
untuk
menyerang mujahidin -, mereka memakai baju besi , menyiapkan alat
pelempar dan
perlengkapan lainnya.
Singa Abu Mus’ab sudah mengintai mereka, lalu setelah itu
beliau obrak-abrik
seluruh kepentingan mereka, setiap tembakan roket yang dilancarkan
beliau tidak ada
yang meleset dari sasaran dan beliaupun dapat menghancurkan sebuah
Helikopter mereka
dan beberapa persenjataan perang mereka dan tentaranya banyak yang
terbunuh pula,
sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daerah yang
mereka duduki
tersebut.
Adapun kunyah – sebutan – bagi Samir Ats Tsabiti di Chechnya adalah
Abu Dzar
At Thoifi.
Adapun kisah terbunuhnya beliau adalah, suatu ketika beliau dan
kelompoknya
menyisir daerah di pedesaan yang beliau singgahi, ternyata beliau
dapati disana ada
ranjau yang dipasang oleh Rusia, maka beliau pun ingin membersihkan
ranjau itu. Maka
beliau menjinakkan salah satu ranjau itu, akan tetapi ketika beliau
memegang rangjau itu
meledaklah ranjau tersebut dan gugurlah beliau pada saat itu juga.
Maka beliau pun
kembali kepada Kasih Sayang Allah insya Allah dan beliau telah
sampai di Jannah dan
sungai, berada di tempat yang disenangi di sisi – Rob – yang
Maha Berkuasa.
Ada cerita yang aneh yang menjelaskan akan kedekatan hubungan
beliau dengan
Allah. Yaitu ketika beliau mendengar tragedi yang menimpa
saudara-saudaranya kaum
msulimin di Kosovo beliau langsung pergi ke sana, dan beliau
berusaha dengan keras
untuk bisa masuk ke daerah Kosovo hingga akhirnya beliau dapat
masuk, beliau diantar
oleh seorang sopir Taksi dari negeri yang berdekatan dengan Kosovo,
maka ketika
diperjalanan kendaraan yang dinaiki beliau diberhentikan oleh
tentara Serbia dan mereka
menyuruh sopir untuk menyerahkan beliau kepada mereka untuk masuk
ke garis depan.
Maka keluarlah sopir taksi dari mobilnya dan Abu Mus’ab
pun berdiri sementara taksi di
parkir. Polisi tersebut meminta uang kepada sopir taksi dengan
paksa, sopir taksi itu pun
menolak sementara perjalanan sudah dengan kampung yang dituju.
Polisi Serbia mencaricari
kesalahan kedua orang ini, dan mereka menahan keduanya di daerah
tersebut dengan
paksa. Pada saat itu anjing-anjing polisi disebar disemua tempat.
Dalam kondisi seperti itu Abu Mus’ab menengadahkan tangannya dan berdo’a
kepada Allah dengan sungguh-sungguh : “ Ya
Allah ! Jikalau Engkau lepaskan aku dari
kondisi ini sungguh aku akan berjihad di jalan-Mu dengan sungguh-sungguh
“.
Maka
setelah mendengar do’a Abu Mus’ab Allah pun mengabulkan do’anya.
Kemudian Allah
membutakan penglihatan tentara Serbia sehinga beliau dan seorang
penunjuk jalan bisa
kabur hingga sampai di perbatasan Albania, mereka tidak melihat
keduanya kabur. Tapi
33
ternyata ada seorang Serbia penjaga perbatasan yang melihat mereka
berdua lalu ia
tembak keduanya, maka gugurlah si penunjuk jalan dan tinggallah
beliau sebatang kara.
Dengan rahmat Allah beliau bertemu dengan mujahidin. Kisah ini
menunjukkan benarnya
sabda rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
تَضَمّنمَ ال لِلْمُجَاهِدِ ف يِ سمَبِيْلِهِ إِذَا
خَرَجمَ لَ يَخْرُجُهمُ إِلّ جِهَادًا ف يِ سمَبِيْلِهِ أَنمْ
يَرْزِقَهُ الشّهَادَةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى بَيْتِهِ
الّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنَ اْلَجْرِ وَالْغَنِيْمَةِ....
“ Allah menjamin bagi orang yang berjihad –
mujahid – di
jalan-Nya. Jika ia keluar
maka tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali untuk tujuan jihad di
jalan-Nya agar
diberi syahadah atau dikembalikan ke rumahnya yang ia keluar
darinya dengan
mendapatkan pahala dan ghonimah – harta rampasan – “.
Negeri Bosnia Herzegovina tidak akan melupakan kepahlawanmu disana,
dan
Kosovo pun tidak dapat melupakan perjuanganmu, dan Chechnya pun
tidak akan pernah
melupakan perngorbananmu disana. Semoga Allah mengganti untuk ummat
ini orang
yang lebih baik darimu. Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu
di Jannah
Firdaus Al A’la
XIII. ABU HAFS AL
KUWAITI
(HAMAD AS SULAIMAN)
Aku tinggalkan kalian dengan cucuran air mataku yang berderai ……………
Aku tinggalkan kalian, padahal kalian adalah penyejuk mataku…..
Abu Hafs Al Kuwaiti….. Hamad As Sulaiman. Berasal dari negara
Kuwait, dari
negeri yang mulia bagi kita.
Abu Mu’adz Al Kuwaiti, Abu Abdurrohman Al Kuwaiti… dan
selain mereka dari
para pahlawan yang datang dari negeri Kuwait.
Tidak seperti kebiasaanku dalam menyampaikan cerita-cerita para
syuhada’,
maka
akan aku mulai dengan mengkisahkan lelaki yang agung ini.
Kulit beliau coklat dan hati beliau putih besih, tubuhnya ramping,
kokoh dalam
membela al haq – kebenaran -. Engkau akan saksikan mukanya
terdapat guratan
kesedihan, aku mengenalnya ketika berada di bumi Bosnia
Herzegovina, dan pada waktu
di Afghanistan aku belum mengenal beliau.
Sebelum menyebutkan tentang kiprah beliau di kancah jihad maka kami
mulai
menyebutkan biografi kehidupannya.
Beliau anak pertengahan diantara saudara-saudaranya, beliau lahir
dari keluarga
baik-baik, bapaknya seorang lelaki sholih, bapaknya telah
mengiringinya dan
mendidiknya untuk meninggalkan kehidupan dunia. Dikarenakan sakit
maka akhirnya
bapaknya meninggal di Rumah Sakit Al Mania di Saudi dan beliau
ridho dengan anak
lelakinya ini.
Abu Hafs menyelesaikan kuliahnya di sebuah Universitas di Amerika
dan beliau
mengambil jurusan spesialis Komputer. Semua saudara-saudaranya
sekolah di Amerika.
Akan tetapi kuliah beliau belum selesai dan beliau sudah bergabung
dengan para
mujahidin di Afghanistan dan datang ke sana pada tahun 1988 M.
menuju daerah Jojy
34
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
yang sangat terkenal dalam sejarah. Sampai Allah mengeluarkan Rusia
dari negeri itu
kemudian beliau keluar lagi ke Kuwait ketika terjadinya perang
Irak. Seusai perang Irak
terjadilah tragedi Bosnia Herzegovina dan beliau termasuk orang
yang datang terdahulu
ke bumi – Bosnia – yang pernuh berkah itu.
Beliau pergi kesana dengan salah seorang temannya dari Kuwait juga
melalui
sebuah Yayasan. Mereka mempunyai misi dalam dakwah dan mereka ikut
serta saudarasaudara
mereka dalam peperangan kapan saja ada kesempatan perang. Beliau
dan seorang
temannya menetap di salah satu posko Bosnia yang disana terdapat
kegiatan-kegiatan
orang Rofidhoh – Syi’ah – yang sangat kuat yang datang dari Iran.
keduanya – Abu
hafs
dan temannya- mengadakan kegiatan-kegiatan hingga terusirlah mereka
–
orang-orang
syi’ah – dari kota itu. Setelah itu beliau kembali ke
Kuwait untuk menyelesaikan amanah
beliau di Yayasan Khoiriyah ini dan menitipkan keluarganya lalu
kembali lagi ke bumi
Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin di daerah Kalisia di
Tuzla.
Beliau seperti seorang ibu yang penyayang bagi para mujahidin dan
beliau sangat
lihai dalam berbahasa inggris, begitu juga bahasa Bosnia dengan
logat fasih. Beliau
menjadi da’I di daerah tersebut dan menjadi pengajar
disana. Jika beliau sedang menjadi
da’I maka beliau seperti singa yang keras
terhadap orang-orang kafir Serbia. Karena
beliau ingin merealisasikan firman Allah ‘Azza
wa Jalla :
اَذِلّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ أَعِزّةٍ عَلَى
الْكَافِرِيْنَ
“
Bersikap lemah lembut kepada orang-orang mukmin dan bersikap keras kepada
orang-orang
kafir “. (QS. Al Fath : 29).
Beliau bersama-sama mujahidin disana dan beliau terjun dalam kancah
peperangan.
Tampak darinya sifat-sifat pemberani dan selalu mendahulukan
kepentiangan saudarasaudaranya
dan selalu mendahulukan mereka di depan.
Allah telah memuliakan aku bisa masuk bersama beliau pada
peperangan di Badar
Bosnia ( pada saat itu dishoting di kaset Vidio). Aku saksikan
sendiri beliau adalah
seorang pemberani dan selalu paling depan dalam medan jihad.
Amaliyat pada saat itu
berada pada sebuah daerah yang besar yang mencakup 52 desa. Daerah
tersebut disebut
dengan Fuzutisya. Kami menyerbu Serbia bersama datangnya fajar dan
menghantam
mereka dengan pukulan yang kuat. Peperangan selesai dengan gemilang
seperti biasa
dengan izin Allah. Dan ketika kami menyerbu mereka ternyata Abu
Hafs sedang
menghadapi mereka. Beliau menawan salah seorang dari tentara Serbia
setelah
melukainya dan memotong kepalanya lalu diangkat untuk ditunjukkan
kepada kami
sambil beliau tersenyum dengan karomah yang Allah berikan kepada
beliau.
Allah telah memberikan karomah kepada beliau dengan banyak membunuh
babibabi
Serbia dan kami berada dibelakang beliau menyaksikan keberaniannya.
Kami
berlindung dari kerasnya goncangan dan kami mengaguminya karena
beliau selalu
menyerbu dan menyerang mereka.
Telah habislah medan perang di Bosnia dan berakhirlah perang
disana, maka ketika
itu beliau linglung seakan-akan seperti orang yang kehilangan
potensi. Aku melihat beliau
dan matanya berkaca-kaca berwarna merah, wajahnya kelihatan murung
dan sedih
sampai aku menyangka bahwa keluarga beliau telah mati semua.
Beliau bekata kepadaku : “ Wahai Abu Fulan ! Peperangan
telah usai dan para
syuhada
telah pergi menuju Jannah dan kita tinggal dengan dosa-dosa kita di dunia “.
Aku mencoba menghibur dan membahagiakan beliau, akan tetapi
kesedihan itu tidak
hilang dari beliau bahkan beliau tidak mau kembali lagi ke Kuwait.
Sebelumnya beliau
pergi ke Checnhya pada saat terjadi peperangan pertama sampai di
perbatasannya dan
beliau ditawan disana dan beliau tinggal disana beberapa bulan
sampai Allah
membebaskan beliau, kemudian beliau kembali lagi ke Bosnia dan
tinggal di Bosnia. Di
35
Bosnia beliau menikah dengan seorang wanita sholihah asli Bosnia
dan be ribat di bumi
itu.
Setelah beberapa masa menikah beliau pulang ke Kuwait. Pada saat di
Kuwait
beliau ditawari untuk bekerjasama di IBM dengan diberi gaji seribu
dinar, akan tetapi
tawaran itu beliau tolak. Aku tanyakan kepada beliau mengapa
tawaran itu ditolak ?
beliau menjawab : “ Aku tidak ingin terikat dengan
suatu janji, karena aku ingin setiap
ada
seruan untuk berjihad aku pergi ke medan jihad itu dengan tidak mempunyai
ikatan
dan
perjanjian “.
Peperangan Chechnya kedua dimulai, beliau mencoba berkali-kali
untuk bisa
masuk ke sana, akan tetapi Allah belum menghendaki beliau untuk
sampai ke sana.
Beliau sering sekali mengunjungiku, beliau sangat merasakan
kesedihan dalam hidupnya
seakan-akan hilanglah potensinya. Amerika memulai membuat ulah
dengan menggempur
Afghanistan, setelah itu beliau menghubungi saya dan berkata : “
Wahai Hamad ! Allah
menitipkan sesuatu kepadamu yang tidak akan hilang titipan-Nya itu “. Aku
balas
bertanya : “ Kemana engkau hendak pergi berjihad ? “.
Beliau menjawab : “ Ke
Afghanistan untuk menolong saudara-saudaraku disana “.
Wahai Hamad ! Aku sudah
bosan hidup, aku ingin mencari syahadah “.
Beliau selalu mengulang-ngulang
perkataannya sehingga hatiku merasakan kegundahan juga. Lalu aku
katakan kepadanya
dengan bergurau : “ Engkau selalu mengatakan seperti itu
kepadaku dan kamu pun pulang
lagi kepada kami ? !!! “. Beliau ketawa dan aku pun ketawa juga. Aku
dan dia menangis
dalam kesedihan dengan tinggal diamnya kita disini.
Akhirnya beliau pun pergi ke Afghanistan…… di
malam hari ‘Ied, Allah
menjadikan malam itu hari ‘Ied beliau – kembali – kepada Allah Subhanahu wa ta’ala –
mendapat syahadah -. Beliau terbunuh di Gunung Torabora dan pada
saat itu beliau lagi
puasa dan sedang menunggu waktu berbuka.
Ya Allah ! Terimalah ia dan angkatlah derajatnya di sisi-Mu ya
Allah.
Ya Allah ! Sesungguhnya nabi-Mu telah bersabda : “
Kalian adalah menjadi saksisaksi
Allah di dunia “. Ya Allah ! Sesungguhnya lelaki ini telah
berperang dan
meninggalkan dunia berserta kenikmatannya untuk menjumpai-Mu….
Karena rindu
kepada-Mu dan meminta syahadah kepada-Mu…..
Ya Allah ! Berikanlah apa yang selama ini beliau minta kepada-Mu,
dan
gabungkanlah kami dengan beliau Ya Arhamar Rohimin…..
Ya Allah ! Gantilah kesedihan dan kegundahannya ketika di dunia
dengan
kebahagian dari-Mu dan sampaikanlah ia pada tempat yang Engkau
janjikan untuknya…..
36
Kisah Perjalanan
Para Peminang Bidadari
XIV. ABU USAID AL
URDUNI
Abu Usaid Al Urduni… atau disebut juga Ibrahim As Syamri…
beliau berasal dari
keluaga Bangsawan di Urdun – Yordania -. Dari suku asli arab. Beliau
berada dalam
barisan tentara Urdun, beliau cukup lama berkerja di ketentaraan.
Sebelumnya beliau
belum pernah pergi berjihad, baik itu ke Afghanistan, Bosnia dan
selainnya.
Sudah maklum karena di Urdun terdapat sekelompok dari orang-orang
Chechnya
yang hijrah ke Urdun karena buminya dijajah oleh orang-orang Soviet
dan mereka terusir
ke Urdun.
Disana – Chechnya – terkenal dengan keberaniannya dan menjaga
adat-istiadatnya
serta kepatuhan pada pemimpinnya. Adapun orang yang ditokohkan
adalah yang mulia
syekh Fathi As Syisyani ( Abu Sayaf ) rohimahullah. Beliau –
syekh Fathi – rohimahullah
termasuk dari orang yang ikut serta saudara-saudaranya berjihad di
bumi Afghanistan.
Dan beliau termasuk dekat dengan komandan yang ada di Afghanistan.
Setelah usai
peperangan di Afghanistan beliau pulang ke Urdun dan dari sana
beliau pergi ke negeri
aslinya Chechnya.
Peperangan Checnya yang pertama dimulai pada tahun 1995 M. maka
kabar
peperangan itu sampailah kepada singa kita Abu Usaid.
Kekuasaan Rusia yang dzolim pada kelompok –
muslim –
disana sangat
mencengkram, maka tergeraklah para pembela Islam dan melaju dengan
kobaran
semangan mencari syahadah.
Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk ke Chechnya sebelum
mujahid
Ibnul Khottob rohimahullah. Beliau sampai di sebuah desa yang
bernama Syisan di
Chechnya, dan disanalah beliau ribat. Dan beliau bekeliling di bumi
Chechnya untuk
mengenal jalan-jalannya, tanda-tandanya dan pegunungannya.
Setelah beberapa saat tinggal disana beliau menikah disana dan
beliau bersamasama
dengan syekh Fathi As Syisani.
Pada waktu itu barulah sampai Khottob ke Chechnya dan berkumpul
dengan para
komandan Chechnya.
Beliau bertemu dengan seorang komandan yaitu Khottob. Khottob
banyak
mengambil pelajaran dari beliau dalam mengenal jalan-jalan dan
daerah-daerah yang ada
di Chechnya. Begitu juga khottob juga banyak belajar dari
pengalaman militernya pada
masa amaliyat beliau yang terdahulu di ketentaraan Urdun.
Hari-demi hari berlalu, kedua singa ini semakin hari bertambah
keberaniannya dan
kemajuannya, bertambah pula pengorbanan dan kepahlawannya.
Beliau banyak ikut serta dengan Khottob dalam medan perang dan
amaliyat.
Sampai ketika terjadi amaliyat di daerah Argun dan itu merupakan
peperangan yang
menentukan dan dahsyat. Karena pada saat itu Rusia menggempur
dengan mengerahkan
pasukan khususnya yang kuat – Omon -.
Disamping asrama mereka terdapat gudang yang dibangun oleh Abu
Usaid, dan
disitu beliau ditemani seorang rekannya yang bernama Abu Hafs.
37
Beliau adalah seorang ahli pelempar roket. Sekali lemparan maka
mengenai tepat
pada orang Rusia. Pada lemparan yang selanjutnya tidak dirasakan
lagi oleh Rusia,
sehingga mereka bingung di dalam mengarahkan serangannya ke tempat – Abu
Usaid -,
maka kemudian mereka pun mengarahkan tembakan tanknya ke tempat Abu
Usaid.
Terpancarlah serpihan tank tersebut dan mengenai kepala Abu Usaid,
maka pada saat itu
juga beliau tersungkur dan berkta : “ Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian ….. Ya
Allah !
Milik-Mulah segala pujian….. ( kejadian ini dishoting dalam Vidio).
Semua orang menggotong beliau dan merasakan kesedihan mendalam
melihat
kondisi beliau. Dan beliau selalu tersenyum dan mengulang-ulang
peraktaannya : “ Ya
Allah ! Milik-Mulah segala pujian “.
Teman beliau Saifullah As Syisyani melihat beliau kemudian
menangisi beliau, dan
ia menemani beliau ketika dibawa ke Rumah sakit.
Saifullah As Syisyani selalu menemani Usaid Al Urduni selama
dirawat di Rumah
sakit, maka Khottob memerintahkannya untuk kembali ke medan perang
karena ia
dibutuhkan disana.
Benar ….. beliau mencoba untuk melaksanakan semua
perintah komandan, akan
tetapi pada saat ini beliau tidak bisa meninggalkan Usaid, maka dia
mengharap kepada
Khottob untuk mengizinkannya menemani Usaid. Akan tetapi Khottob
tidak
mengizinkannya menemani Usaid. Akhirnya dia kembali lagi ke medan
perang dan
terkena tembakan lalu gugur.
Maka ia pun pasti akan bertemu dengan temannya Usaid di Jannah
insya Allah.
Dan semoga Allah menerima arwah mereka.
Setelah kesyahidan Saifullah As Syisyani Abu Usaid dikarunia Allah
dengan lahirnya anak lelaki dari istrinya orang Chechnya, maka bayi itu
diberi nama dengan nama bapaknya.
Semoga Allah merahmati Ibrahim – Abu Usaid – dan menjadikan kebaikan bagi istri dan anaknya ………..
KUPINANG ENGKAU DENGAN
SYAHADAH
Wahai saudaraku ….
Andai kau tahu
Debu yang menempel pada kakimu fie sabilillah
Dapat menyelamatkanmu dari neraka Jahannam
Kenapa kau tinggalkan jihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham
Sekejap dalam medan jihad
Dapat mengharuskanmu menikmati kenikmatan
dan keindahan Jannatun Na’im
Kenapa memilih selain jihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau mengerti
Berak dan kencingnya kudamu fie sabilillah
Bernilai pahala bagimu disisi Robmu
Kenapa bimbang untuk berjihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau tahu
Timah panas yang mengoyak tubuhmu dapat menghantarkanmu memeluk
mesra Bidadari
jelita
Kenapa takut berjihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham
Dentuman Bom yang mencabik-cabik dagingmu dapat menyibukkanmu
bercanda ria di
pangkuan Bidadari jelita selama berpuluh-puluh tahun tanpa bosan
Kenapa ragu untuk berjihad …..???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau mengerti
Ledakan Mortir yang meremukkan tulang belulangmu dapat
menghantarkanmu berbaring
mesra di atas kasur dalam kamar mempelai bersama bidadari yang
tidak pernah
hilang keprawanannya
Kenapa enggan berjihad …..???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham
39
Tetesan darah pertama yang kau tumpahkan di medan jihad dapat
menghapuskan semua
dosa-dosamu
Tidak ada pilihan lain bagimu selain jihad …..???!!!
Duhai saudaraku …..
Seandainya engkau faham ……
Seandainya engkau mengerti ……
Seandainya engkau tahu …..
Seandainya engkau berakal …..
Engkau pasti memilih jihad …..
اَللّهُمّ أَحْيِنَا سُعَدَاءَ وَأَمِتْنَا شُهَدَاءَ
وَاحْشَرْنَا بِزُمْرَةِ الْمُصْطَفَى صَلّى الُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ
“Ya Allah ! hidupkanlah kami dalam kemuliaan
dan matikanlah kami dalam kesyahidan dan kumpulkanlah kami dengan Almusthofa Shollallahu ‘alaihi
wasallam”
اَللّهُمّ آتِنِيْ أَفْضَلَ مَا أَعْطَيْتَ عِبَادَكَ
الصّالِحِيْنَ
“Ya Allah ! Berikanlah kepadaku keutamaan
(mati syahid) sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang sholih”
Penutup :
Alhamdulillah, dengan izin Allah kumpulan kisah Perjalanan Peminang
Bidadari – seri pertama – ini selesai. Walaupun disana sini masih
banyak kekurangannya. Namun dengan besarnya niat dan usaha semoga kekurangan itu dapat sedikit
tertutupi. Kita mengharap buku ini menjadi motivasi kita untuk berjihad fie
sabilillah dan mengejar syahadah demi tegaknya Dien Allah dimuka bumi ini.
Bagaikan butiran mutiara bila kita lihat perjalanan kisah ini,
bagaikan sinaran permata bila kita amati perjalanan ini. Semoga Allah mengumpulkan
kita dengan mereka dalam syahadah.
Akhir kata kami, kami meminta maaf bila ada kekuarangan dan
kesalahan dalam
penyajian buku ini, dan kami mengharapkan saran dan masukan dari
para pembaca. Atas partisipasi dan dukungan pembaca kami ucapkan Jazakumullah khoirol
jaza’.
Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar